OPINI

Gerakan Ayo ke Posyandu Jangan Cuma Jargon!

Kelayakan bangunan fisik, alat penunjang yang tidak memadai akan menyulitkan kader dan petugas kesehatan dalam menjalankan 5 fungsi meja pelayanan

|
Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN TIMUR/SANOVRA
Peringati Hari Gizi Nasional, Alfamart menyelenggarakan program Gebyar Posyandu Alfamart yang berlangsung di halaman toko Alfamart PK Palem, Jl Perintis Kemerdekaan, Kec Biringkanaya, Makassar, Rabu (25/01/2023). 

Meski dinilai sudah berhasi menurunkan angka kematian ibu dan bayi, tugas dari Posyandu tidak berhenti disini. Berbagai upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam upaya menangani masalah gizi pada balita dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusianya untuk menghadapi bonus demografi dan menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam hal ini peranan Posyandu masih sangat diharapkan sebagai ujung tombak dalam pencegahan akan dampak dari masalah gizi pada balita, termasuk pencegahan stunting.

Adapun kegiatan yang umumnya dilaksanakan di Posyandu selain penimbangan seperti, penyuluhan/konseling kesehatan, pelayanan imunisasi, SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang), suplementasi zat gizi mikro (misal pemberian Vitamin A, Taburia pada balita dan pemberian FE pada ibu hamil dan Wanita Usia Subur), pemberian obat cacing, pemeriksaan ibu hamil, Kelas ibu hamil, dll.

Ayo Ke Posyandu, Jangan Cuma Jargon

Masih segar dalam ingatan, belum lama ini Pejabat Gubernur Sulawesi Barat Prof. Zudan Arif Fakrulloh menerbitkan surat edaran kepada seluruh lingkup pemerintah dibawah naungannya agar gencar mengaktifkan Posyandu dan mengajak masyarakat sasaran khususnya yang ibu hamil dan yang mempunyai anak balita untuk datang ke Posyandu setiap bulan.

Harapannya, bukan sekedar mengajak dan menggaungkan Gerakan Ayo Ke Posyandu, namun juga perlu dipastikan kesiapan Posyandu itu sendiri untuk menjalankan fungsinya. Masih ada banyak hal kemudian perlu menjadi perhatian lebih untuk dievaluasi agar kegiatan Posyandu berjalan dengan baik dan maksimal.

Pertama, Keseriusan pemerintah tingkat desa/kelurahan dalam mengaktifkan Posyandunya. Dalam hal ini pengetahuan dan kesadaran akan fungsi dan urgensi dari Posyandu itu sendiri harus dibangun sampai tingkat desa/kelurahan. Kenyataannya di lapangan, masih banyak Kepala Desa/Lurah yang masih (entah) tak acuh atau belum tahu pasti fungsi dan teknis pelayanan di Posyandu.

Kedua, Memastikan bahwa sarana dan prasarana seperti kelayakan fisik bangunan, alat ukur seperti timbangan, stadiometer yang terstandar sudah memadai untuk bisa menyelenggarakan pelayanan dengan maksimal. Masih banyak kita temukan tempat pelaksanaan kegiatan Posyandu jauh dari kata layak dimana bangunannya tak lebih indah dari Pos ronda atau bahkan masih ada yang menumpang di kolong atau teras rumah warga setempat.

Kelayakan bangunan fisik, alat penunjang yang tidak memadai akan menyulitkan kader dan petugas kesehatan dalam menjalankan 5 fungsi meja pelayanan (Pedaftaran, Penimbangan/Pengukuran, Pencatatan, Penyuluhan/Konseling dan Pelayanan Kesehatan) di Posyandu.

Ketiga, Keaktifan dan kemampuan kader untuk melaksanakan kegiatan di Posyandu seperti cara mengukur atau pemantauan tumbuh kembang balita dan penyuluhan atau konseling kesehatan dengan benar. Pemberian pelatihan penyegaran, meningkatkan insentif atau transportasi kader, serta support dari masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah sangat diperlukan dalam keberlanjutan dan meningkatkan kinerja kader.

Keempat, Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan lintas program di tingkat Puskesmas untuk melakukan pembinaan dan pendampingan pelayanan di Posyandu. Di Sulawesi Barat masih banyak Puskesmas yang jumlah tenaga kesehatan seperti Tenaga Pelaksana Gizi, Bidan, Juru Imunisasi, Tenaga Promkes, dll tidak sebanding dengan jumlah Masyarakat sasaran yang harus dilayani. Kita belum berbicara skill atau kemampuan petugas. Juga letak geografi wilayah cakupan layanan yang nota bene masih banyak pemukiman penduduk berada di pelosok jauh dan sulit untuk di akses.

Kelima, Keterlibatan dan Kerjasama antara semua lintas sektor terkait dalam mengoptimalkan pelayanan di Posyandu harus lebih ditingkatkan. Lintas sektor terkait harus serius dan gencar melakukan pembinaan pada Posyandu. Diperlukan kolaborasi yang massif dalam menggalakkan peran dan aktifnya Posyandu. Semisal, bagaimana upaya menghadirkan masyarakat sasaran untuk datang ke Posyandu setiap bulannya, memberikan support agar Kader lebih semangat dan aktif serta memastikan berjalannya fungsi Posyandu dengan baik.

Indonesia melalui arah kebijakan penyelenggara pemerintahannya dari pusat sampai tingkat desa/kelurahan harus memberi dukungan dan perhatian lebih dalam rangka peningkatan dan penguatan peran Posyandu. Sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dasar di tingkat desa/kelurahan, tidak bisa dinafikkan bahwa Posyandu mempunyai peran yang krusial dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045. (*)

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Wajah Baru Pendidikan Indonesia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved