OPINI

Gerakan Ayo ke Posyandu Jangan Cuma Jargon!

Kelayakan bangunan fisik, alat penunjang yang tidak memadai akan menyulitkan kader dan petugas kesehatan dalam menjalankan 5 fungsi meja pelayanan

|
Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN TIMUR/SANOVRA
Peringati Hari Gizi Nasional, Alfamart menyelenggarakan program Gebyar Posyandu Alfamart yang berlangsung di halaman toko Alfamart PK Palem, Jl Perintis Kemerdekaan, Kec Biringkanaya, Makassar, Rabu (25/01/2023). 

Pada masa ini dimana pesatnya pertumbuhan jaringan otak sangat rawan. Keterpenuhan kebutuhan gizi sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dimasa rawan ini.

Untuk mengukur keterpenuhan asupan gizi di usia dini maka sangatlah perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan berkesinambungan.

Maka dari sinilah harus dilakukan pemantauan dan pertumbuhan pada balita dengan mengukur dan memantau status gizinya. Pemantauan status gizi balita ini secara berkala dilaksanakan di Posyandu setiap bulan oleh kader posyandu yang dibina langsung oleh petugas kesehatan dari Puskesmas di setiap desa.

Berangkat dari data hasil pemantauan inilah kemudian yang akan menjadi dasar pemerintah dalam melakukan intervensi pencegahan stunting apabila ditemukan masalah gizi.

Dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia, Dimana anak merupakan calon generasi penerus bangsa maka sangatlah penting mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dengan rutin memantau tumbuh kembangnya di Posyandu.

Mengenal Posyandu

Merujuk dari buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu Kementerian Kesehatan RI (2011), Pos Pelayanan Terpadu atau yang dikenal dengan Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis Masyarakat yang diselenggarakan dan dikelola secara mandiri dari, oleh, untuk dan bersama Masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan untuk memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Sejarah lahirnya Posyandu sendiri, bermula dari kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1975. Ini merupakan strategi Pembangunan kesehatan dengan prinsip swadaya Masyarakat dan gotong royong agar Masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dengan cara mengenal dan menyelesaikan masalah kesehatannya sendiri. Tentunya dilakukan bersama petugas kesehatan lintas program dan lintas sektor terkait.

Awal mulanya kegiatan PKMD ini pertama kali diperkenalkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dengan membentuk beberapa pos-pos kegiatan.

Kegiatan ini seperti perbaikan gizi melalui Karang Balita, penanggulangan diare melalui pos penanggulangan diare, pengobatan Masyarakat di pedesaan dengan Pos Kesehatan, serta Imunisasi dan KB melalui Pos Imunisasi dan Pos KB. Seiring berjalannya waktu, meski memudahkan Masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, namun kegiatan ini dinilai membuat pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak, menyulitkan koordinasi lintas program, dan menguras banyak sumber daya.

Pada akhirnya, pada tahun 1984 diintegrasikanlah berbagai kegiatan ini dalam satu wadah yang kini kita kenal Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Masih dalam buku pedoman ini, Posyandu dibentuk oleh Masyarakat dengan tujuan mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare.

Fungsi dari Posyandu itu sendiri selain sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, juga sebagai wadah pemberdayaan Masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada dan antara Masyarakat dalam rangka penurunan Angka kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA). Adapun sasaran Posyandu adalah seluruh Masyarakat, utamanya Bayi, Anak balita, Ibu hamil, Ibu nifas, Ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS).

Kedudukan Posyandu secara kelembagaan dibina oleh pemerintah desa/kelurahan, sedangkan secara teknis medis dibina oleh Puskesmas dan diselenggarakan oleh Kader Posyandu. Telah banyak hasil membanggakan yang di capai Posyandu sejak dicanangkannya pada tahun 1986. Umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna.

Angka kematian ibu dan bayi telah berhasil diturunkan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Wajah Baru Pendidikan Indonesia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved