Opini
Mengenang Bapak Kwik Kian Gie
Ada strateginya, bukan sekedar dikeruk untuk dinikmati, apalagi jika dinikmati oleh segelitir orang
Ada strateginya, bukan sekedar dikeruk untuk dinikmati, apalagi jika dinikmati oleh segelitir orang.
Pak Kwik sangat piawai menyampaikannya di Media, termasuk mengulasnya dalam forum-forum diskusi, dan itu yang saya peroleh, kemudian mencoba menuangkannya disini.
Saya pribadi sangat bersyukur mendapat pencerahan itu lewat Pak Kwik. Maka bagi saya Pak Kwik adalah salah satu Putra terbaik Bangsa ini.
Lalu bagaimana dengan para pemimpin dan generasi muda kita dewasa ini? Sayang sekali, hanya sebagian kecil dari kita yang menangkap pesan itu.
Wawasan Bung Karno yang disemaikan oleh Pak Kwik, lewat tulisan dan tidakannya diabaikan oleh banyak pihak, karena pada umumnya kita, tidak memiliki wawasan yang memadai tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Mineral.
Generasi kita mengabaikan momentum, pada umumnya hanya memburu pertumbuhan ekonomi, meskipun itu sifatnya semu, ekslusif, tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia (jauh dari inklusif).
Menyelami pendagan Bung Karno lewat uraian Pak Kwik, kita menjadi paham, kenapa Bung Karno dan generasi seangkatannya, para "founding fathers" negeri ini, perumus UUD 1945, menempatkan pasal 33 yang berbunyi "Bumi dan Air dan Kekayaan Alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Selamat Jalan Pak Kwik, gagasan yang telah Engkau torehkan telah tertulis dalam tinta emas pada lembaran-lembaran perjalan panjang bangsa ini.
Enkau adalah guru bangsa yang bukan hanya membangun dunia materi, tetapi jiwa kebangsaan, sebagaimana sebagaimana dalam bait lagu kebangsaan kita, Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/konom-senior.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.