Opini
Bekerja Tapi Tetap Miskin, Fenomena Working Poor di Sulawesi Barat
Kondisi ini berdampak langsung pada rendahnya pendapatan rumah tangga, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal
Pekerja informal umumnya memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan minim perlindungan kerja.
Jika dianalisis lebih lanjut, sebanyak 167,81 ribu orang atau 21,95 persen dari total penduduk yang bekerja merupakan pekerja keluarga yang tidak menerima upah.
Artinya, sekitar 1 dari 5 penduduk yang bekerja di Sulawesi Barat hanya membantu usaha keluarga tanpa bayaran, sehingga kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga sangat terbatas.
Karakteristik penduduk bekerja di Sulawesi Barat juga masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah.
Tercatat, 41,04 persen dari pekerja hanya memiliki tingkat pendidikan maksimal Sekolah Dasar. Bahkan, jika ditambah dengan jenjang pendidikan SMP, sebanyak 55,07 persen penduduk yang bekerja di Sulawesi Barat memiliki pendidikan SMP ke bawah.
Rendahnya tingkat pendidikan ini berimplikasi pada keterbatasan keterampilan dan kompetensi, sehingga sebagian besar hanya mampu bekerja di sektor informal dengan produktivitas dan penghasilan yang rendah.
Dari sisi jam kerja, hanya 49,84 persen pekerja yang tergolong sebagai pekerja penuh, yaitu mereka yang bekerja minimal 35 jam per minggu.
Sisanya merupakan pekerja paruh waktu sebesar 36,00 persen dan setengah pengangguran sebesar 14,15 persen.
Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan tidak mencari pekerjaan tambahan.
Sementara itu, setengah pengangguran adalah mereka yang juga bekerja kurang dari 35 jam per minggu, namun masih mencari pekerjaan tambahan karena penghasilannya belum mencukupi.
Menariknya, persentase pekerja paruh waktu ini menunjukkan tren kenaikan dibanding Februari 2024 yang sebesar 34,72 persen.
Jam kerja yang tidak optimal ini berkontribusi terhadap rendahnya tingkat pendapatan pekerja.
Penduduk yang bekerja dengan jam kerja terbatas umumnya menerima penghasilan yang jauh dari memadai.
Hal ini terlihat dari data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2024 yang menunjukkan bahwa sebanyak 42,51 persen penduduk bekerja di Sulawesi Barat memiliki pendapatan kurang dari Rp1.500.000 per bulan, jauh di bawah UMP Sulawesi Barat tahun 2024 yang sebesar Rp2.900.000, yang menjadi acuan kebutuhan hidup layak.
Fenomena Working Poor dan Solusi
Demo Salah Sasaran, Rakyat Menjerit Kue Kekuasaan Dibagi-bagi Pesta Politik Tak Kunjung Berhenti |
![]() |
---|
Kedaulatan Rakyat dan Batas Konstitusional dalam Aksi Massa |
![]() |
---|
Chromebookgate: Digitalisasi Pendidikan yang Gagal |
![]() |
---|
Demo Bubarkan DPR 25 Agustus: Antara Kekecewaan Publik dan Urgensi Reformasi Legislatif |
![]() |
---|
Belajar Tanpa Guru : Mungkinkah Generasi Kita Bertahan? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.