Inflasi Sulbar
Pj Gubernur Sulbar Apresiasi Kinerja TPID Sukses Turunkan Inflasi Konsisten Dibawah 3 Persen
Prof Zudan bersama Sekretaris Daerah provinsi Sulbar, Muhammad Idris mengikuti konferensi pers secara daring (dalam jaringan).
Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Prof Zudan Arif Fakrulloh mengikuti konferensi pers atau berita resmi statistik April 2024 yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar di kantor BPS, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju, Kamis (2/5/2024).
Prof Zudan bersama Sekretaris Daerah provinsi Sulbar, Muhammad Idris mengikuti konferensi pers secara daring (dalam jaringan).
Baca juga: April 2024 Inflasi di Sulbar 2,02 Persen, Mamuju Tertinggi
Baca juga: Sidang Kasus OTT Fee Proyek Jalaluddin Duka Hadirkan 2 Saksi dari Polda Sulbar
Prof Zudan mengapresiasi kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang sukses mengendalikan inflasi di Sulbar.
TPID yang terdiri dari Bank Indonesia (BI), Forkopimda, biro ekonomi, perikanan, pernian dianggap berhasil.
Prof Zudan mengatakan, Sulbar jadi satu-satunya provinsi dengan inflasi di bawah 3 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
"Sulbar satu-satunya provinsi inflasinya dibawah 3 dari 33 provinsi di Indonesia," kata Zudan.
"Saya berterimakasih kepada semua pihak, kepala BI, BPS, dan lainnya atas kerjasamanya satu tahun terakhir," sambungnya.
Menurutnya, hal tersebut jadi pencapaian yang patut diapresiasi.
Sebagai informasi, BPS Sulbar merilis berita resmi statistik di Sulbar bulan April 2024 di kantor BPS, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju, Kamis (2/5/2024).
Dalam keterangannya, pada April 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) atau inflasi tahunan di Sulbar sebesar 2,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,53.
Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 2,49 persen dengan IHK sebesar 104,85.
Sementara, inflasi terendah terjadi terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 1,71 persen dengan IHK sebesar 105,96.
Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri mengatakan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
Kelompok pengeluaran tersebut seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,87 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,34 persen, kelompok transportasi sebesar 0,74 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,04 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,67 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 6,08 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,76 persen.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,30 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,14 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,20 persen," ujarnya.
Selain itu, pada April 2024 terjadi deflasi di Sulbar sebesar 0,27 persen.
Inflasi Sulbar Capai 3,57 Persen, Makanan Jadi Penyumbang Terbesar |
![]() |
---|
Harga Beras, Cabai, dan Bawang Melonjak, Inflasi Sulbar Tertinggi ke-6 Nasional |
![]() |
---|
Beras Masih Pemicu Utama inflasi di Sulawesi Barat |
![]() |
---|
Inflasi Sulbar Terkendali, Pemprov Siap Lakukan Sidak Pasar untuk Jaga Stabilitas Harga |
![]() |
---|
Inflasi Sulbar Tembus 4 Besar Nasional, BPS Sebut Pasar Murah Bukan Solusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.