Harga Beras Melonjak

Gegara Bulog Serap Gabah dari Petani, Harga Beras di Pasangkayu Makin Mahal Tembus Rp18 Ribu

Selain faktor serapan gabah, Rahadian menyebut cuaca juga berperan besar. Perubahan musim membuat pola tanam petani bergeser. 

Penulis: Taufan | Editor: Abd Rahman
Taufan/Tribun-Sulbar.com
PEMBAGIAN BERAS – Tumpukan beras SPHP di Gudang Bulog Cabang Pasangkayu, Kelurahan Martajaya, Kecamatan Pasangkayu. Besok, Bulog dan Pemkab Pasangkayu akan menyalurkan bantuan beras ke 6.273 KK di Pasangkayu. 

TRIBUN-SULBAR.COM,PASANGKAYU- Harga beras di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar) terus merangkak naik sejak awal Agustus 2025. 

Kenaikan ini dipicu berkurangnya pasokan beras di pasaran akibat sebagian besar gabah diserap Bulog, ditambah perubahan pola tanam petani.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Koperindag Pasangkayu, Rahadian, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, harga beras premium yang biasanya hanya sekitar Rp16 ribu per kilogram, kini rata-rata mencapai Rp17.200, bahkan sempat menyentuh Rp18 ribu.

Baca juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Pohon Kelapa Timpa Rumah Warga di Tandro Timur Polman

Baca juga: Bocah 5 Tahun di Mateng Jadi Korban Kebakaran Mobil Saat Hendak Jalan-jalan dengan Ayah

Sementara itu, beras medium yang biasanya di kisaran Rp13 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram, saat ini naik menjadi Rp16 ribu per kilogram.

“Sekitar 80 persen gabah kemarin dibeli Bulog, sehingga hanya 20 persen yang bisa masuk ke Pasangkayu. Kondisi ini membuat stok di pasar menipis dan harga beras naik,” jelas Rahadian.

Selain faktor serapan gabah, Rahadian menyebut cuaca juga berperan besar. Perubahan musim membuat pola tanam petani bergeser. 

“Biasanya petani menanam Januari atau April, tapi tahun ini baru bisa Juli. Otomatis waktu panen mundur, sehingga pasokan semakin terbatas,” tambahnya.

Rahadian menambahkan, distributor beras di Pasangkayu umumnya berasal dari Polman dan Pinrang, Sulawesi Barat, serta sebagian dari Palu, Sulawesi Tengah.

Meski begitu, pemerintah daerah berkomitmen hadir untuk menjaga stabilitas harga dengan melaksanakan operasi pasar dan gerakan pangan murah. 

Program tersebut diharapkan dapat meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.(*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved