Harga Beras Melonjak

Harga Beras di Pasangkayu Tembus Rp 19 Ribu Per Kg, Termahal dari 6 Kabupaten di Sulbar

GPM terakhir digelar Maret lalu di Baras, namun sempat terhenti karena pasokan dari Bapanas dihentikan

Penulis: Taufan | Editor: Abd Rahman
Taufan/Tribun-Sulbar.com
PEMBAGIAN BERAS – Tumpukan beras SPHP di Gudang Bulog Cabang Pasangkayu, Kelurahan Martajaya, Kecamatan Pasangkayu. Besok, Bulog dan Pemkab Pasangkayu akan menyalurkan bantuan beras ke 6.273 KK di Pasangkayu. 

TRIBUN-SULBAR.COM,PASANGKAYU- Harga beras di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, dilaporkan menjadi yang tertinggi di antara enam kabupaten lain di provinsi tersebut.

Mahalnya harga beras ini disebabkan minimnya areal persawahan di Pasangkayu,memaksa warga membayar lebih untuk kebutuhan pokok mereka.

Kepala Bidang Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Pasangkayu, Afriani, mengungkapkan harga beras jenis premium di pasar mencapai Rp19 ribu per kg, sedangkan jenis medium Rp17 ribu. 

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Mamasa Soroti Realisasi PAD 2025 Baru 17 Pesen, BPKAD Diminta Serius

Baca juga: 250 Kios di Pasar Pekkabata Polman Ditinggalkan Pedagang, Gegara Fasilitas Tak Memadai

"Padahal harga normal untuk premium hanya Rp 15.400 per kg dan medium Rp 12.500 per kg," katanya, saat ditemui di kantor Dinas Ketapang Pasangkayu, Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kamis (24/7/2025).

Sebagai solusi, pihaknya menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan meminta Bulog segera menyalurkan beras SPHP ke seluruh 12 kecamatan. 

"Saat ini baru dua kecamatan, Pasangkayu dan Baras, yang terlaksana. Minggu depan kami jadwalkan ke kecamatan lain," ujarnya, Kamis (24/7/2025).

GPM terakhir digelar Maret lalu di Baras, namun sempat terhenti karena pasokan dari Bapanas dihentikan. 

Kini GPM kembali berjalan, dengan harga Rp58 ribu per karung (5 kg) untuk jenis medium, jauh lebih murah dibandingkan harga pasar yang tembus Rp85 ribu.

Satu kecamatan ditargetkan menerima empat ton beras, dengan per ton setara 200 karung.

"Kalau Mateng dan Polman harganya lebih rendah, karena sawahnya masih banyak,” tutup Afriani.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved