Berita Pasangkayu

Abrasi di Dusun Vaturui Bambaira Kian Parah, Kebun Warga Mulai Habis Tergerus

Faisal berharap pemerintah segera membangun tanggul atau bronjong di sepanjang tepi sungai agar abrasi tidak semakin meluas.

|
Penulis: Taufan | Editor: Nurhadi Hasbi
Taufan/Tribun-Sulbar.com
ABRASI SUNGAI-Kondisi abrasi sungai di Dusun Vaturui, Desa Tampaure, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, makin mengancam lahan milik warga, Sabtu (8/11/2025). Warga berharap, adanya pembuatan bronjong, agar abrasi tidak makin meluas. 
Ringkasan Berita:
  • Abrasi di Dusun Vaturui, Bambaira, Pasangkayu, menggerus lahan kebun warga hingga tersisa sebagian kecil.
  • Warga meminta pemerintah membangun tanggul atau bronjong untuk mencegah abrasi meluas.
  • Pemerintah desa menyiapkan langkah pengajuan bantuan ke Balai Sungai Palu karena keterbatasan dana desa.

 

TRIBUN-SULBAR.COM, PASANGKAYU – Kondisi abrasi di Dusun Vaturui, Desa Tampaure, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, semakin memprihatinkan.

Sejumlah lahan kebun warga kini nyaris habis tergerus longsor akibat terkikis aliran sungai.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Sabtu (8/11/2025), abrasi telah menggerus sekitar tiga meter tanah dalam kurun satu tahun terakhir.

Baca juga: Hilang 7 Meter dalam 2 Tahun, Pantai Tura Pasangkayu Darurat Abrasi, Rumah Warga Terancam

Beberapa pohon kelapa dan sawit milik warga tumbang, sementara sebagian lainnya berada di bibir tebing yang rawan longsor.

Salah satu warga, Faisal, mengaku khawatir kehilangan seluruh lahannya jika abrasi terus berlanjut.

“Saya takut kebun makin lama habis terus akibat longsor. Sebelumnya lahan saya setengah hektare, sekarang tersisa sekitar 200 meter saja. Ini sudah terjadi bertahun-tahun, dan setiap musim hujan saya selalu khawatir,” ujarnya.

Faisal berharap pemerintah segera membangun tanggul atau bronjong di sepanjang tepi sungai agar abrasi tidak semakin meluas.

“Kalau bisa dibuatkan bronjong, setidaknya bisa menahan tanah supaya tidak terus terkikis,” tambahnya.

Kepala Desa Tampaure, Agus Latjaja, membenarkan kondisi tersebut.

Ia mengatakan pembangunan tanggul membutuhkan anggaran besar sehingga tidak bisa ditangani hanya dengan dana desa.

“Kami sudah mendata wilayah terdampak. Warga yang lahannya tergerus bisa melapor ke desa untuk dibuatkan proposal permohonan bantuan. Proposal itu nantinya kami ajukan ke Balai Sungai Palu,” jelas Agus.

Ia menegaskan, pemerintah desa berkomitmen membantu warga dengan mengupayakan penanganan jangka panjang, mengingat abrasi terus mengancam lahan produktif masyarakat.

Warga berharap, pemerintah daerah bersama instansi terkait dapat segera turun tangan sebelum lahan pertanian habis dan berdampak pada ekonomi warga.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved