Berita Pasangkayu

Ombak Besar Rusak Makam di TPU Desa Pangiang Pasangkayu

Mereka mengaku kejadian serupa telah berulang setiap tahun tanpa penanganan serius dari pihak terkait.

Penulis: Taufan | Editor: Nurhadi Hasbi
Taufan/Tribun-Sulbar.com
OMBAK BESAR - Sejumlah kuburan di TPU Desa Pangiang, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, nampak rusak akibat hantaman ombak yang masuk ke area TPU pada Kamis malam (6/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Ombak besar merusak sejumlah makam di TPU Desa Pangiang, Kecamatan Bambalamotu, Pasangkayu.
  • Warga mengeluhkan rendahnya tanggul pantai yang tidak mampu menahan terjangan ombak.
  • Masyarakat meminta pemerintah segera memperbaiki tanggul demi melindungi area pemakaman dari abrasi dan gelombang tinggi.

TRIBUN-SULBAR.COM, PASANGKAYU – Sejumlah makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Pangiang, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, rusak akibat terjangan ombak besar, Kamis (6/11/2025).

Pantauan Tribun-Sulbar.com di lokasi, Jumat (7/11/2025), air laut masuk hingga area pemakaman dan menyebabkan beberapa kuburan tergali.

Sejumlah keramik penutup makam tampak terlepas dan bergeser karena kuatnya hantaman air.

Baca juga: Abrasi Ancam Pantai Viral di Dusun Tura Pasangkayu, Pohon Tumbang dan Rumah Warga Terancam

Kondisi ini membuat warga resah setiap kali memasuki musim gelombang tinggi.

Mereka mengaku kejadian serupa telah berulang setiap tahun tanpa penanganan serius dari pihak terkait.

“Setiap musim ombak besar pasti begini. Kuburan tergenang air laut, bahkan ada yang sampai rusak.

Tanggul di sini terlalu rendah, tidak mampu menahan ombak kalau cuaca buruk,” kata Muliadi, warga setempat.

Ia menambahkan, air laut yang masuk tidak hanya merusak makam, tetapi juga menggerus tanah di sekitar area pemakaman.

Jika dibiarkan, dikhawatirkan banyak makam hilang dan sulit dikenali kembali.

Warga berharap pemerintah segera memperkuat struktur tanggul pembatas pantai di wilayah tersebut untuk mencegah kerusakan lebih parah.

Terutama menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan terjadi hingga akhir tahun.

“Kami hanya ingin makam keluarga kami tetap terjaga. Ini masalah kemanusiaan juga, jangan sampai jenazah yang sudah dimakamkan rusak terus karena air laut,” tambah Muliadi.(*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved