Polman

250 Kios di Pasar Pekkabata Polman Ditinggalkan Pedagang, Gegara Fasilitas Tak Memadai

Hanya beberapa kios pedagang saja yang masih buka, seperti kios tukang jahit baju

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Abd Rahman
FAHRUN RAMLI
PASAR PEKKABATA- Sebanyak 250 kios pedagang kosong atau tak berpenghuni di Kompleks Pasar Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Pantauan Tribun-Sulbar.com, Kamis (24/7/2025), jejeran kios pedagang ini nampak sepi aktifitas jual beli. Dok Fahrun. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN- Sebanyak 250 kios pedagang kosong atau tak berpenghuni di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Kamis (24/7/2025), jejeran kios pedagang ini nampak sepi aktifitas jual beli.

Sepanjang lorong pasar nampak gelap, jejeran kios pedagang tutup, terbengkalai.

Baca juga: Dana Desa Hilang, Kantor Desa Tapandullu Disegel, Pemkab Mamuju Buka Peluang Ganti Pj Kades

Baca juga: TMMD ke-125 di Mateng Dimulai, Dandim Andik Siswanto Tegaskan Sinergi TNI-Rakyat Bangun Desa

Hanya beberapa kios pedagang saja yang masih buka, seperti kios tukang jahit baju.

Berbagai alasan pedagang meninggalkan kios atau enggan berjualan dalam kompleks pasar ini.

Seperti keluhan sepinya pengunjung dalam pasar, karena hadirnya pasar online di sosial media.

Hingga keluhan buruknya fasilitas kios atap bocor, bangunan rapuh dan tak terawat.

Kepala pasar Sentral Pekkabata, Marzuki mengatakan ada 400 lebih kios pedagang di dalam pasar.

"Sementara yang kosong itu ada 250 kios, pedagang tidak mau jualan karena sepi imbas pasar online itu," ungkap Marzuki kepada wartawan.

Dia menyebut rata-rata alasan pedagang meninggalkan kios karena kalah saing dengan pedagang online.

Sehingga Kompleks Pasar Sentral jadi sepi pengunjung membuat modal pedagang tak berputar.

Marzuki menyebut alasan pedagang lainnya karena fasilitas kios tidak memadai, atap bocor, bangunan rapuh.

Kondisi sepinya pengunjung dalam komplek pasar ini terjadi kata Marzuki sejak masa Covid-19 lalu.

"Setelah masa itu berlalu, kondisi pasar tidak perna kembali ramai lagi seperti sebelumnya," kata Marzuki.

Dia mengungkapkan bangunan kios di dalam pasar ini sempat direnovasi pada 2006 silam.

Marzuki berharap pemerintah daerah kembali merenovasi kios pedagang agar dapat kembali digunakan berjualan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved