Tekan Angka Pernikahan Dini, Dinas P3A dan P2KB Mamuju Tengah Bentuk Sekolah Siaga Kependudukan

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) serta Pengendalian Penduduk (P2) dan Keluarga Berencana (KB) membentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).

Hal itu bertujuan membekali anak didik tentang ilmu kependudukan dan cara menghadapi masalah.

SSK dibangun dengan membuat nota kesepakatan dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Mamuju Tengah.

"Kemenag membawahi Madrasah sedangkan Dinas Pendidikan membawahi SD dan SMP," ujar Elys, Kabid Dinas P3A dan P2KB, kepada Tribun-Sulbar.com Sabtu (3/8/2024).

Baca juga: 50 Pernikahan Dini di Polman Januari Hingga Pekan Pertama Juli 2024, Lebih Banyak Dibandingkan 2023

Menurut Elys, adanya SSK dapat membuat anak didik lebih matang merencanakan pernikahan.

Karena mereka sudah dibekali ilmu tentang merencanakan kehamilan, kelahiran hingga perawatan anak.

"Dengan mengetahui itu semua, anak tidak lagi kaku dalam pernikahan dan lebih siap mewujudkan keluarga sehat dan harmonis," ujarnya.

SSK dibentuk tahun 2021 dan awalnya sekolah bergabung hanya ada dua, satu di kecamatan Topoyo dan satu di kecamatan Pangale.

Kini, sekolah yang tergabung dalam SSK di kabupaten Mamuju Tengah ada 12.

"Untuk di Kecamatan Topoyo ada empat sekolah, Karossa tiga sekolah, Tobadak dua sekolah, Pangale dua sekolah begitupun Budong-budong dua, jadi totalnya 12," jelasnya.

Ia berharap, adanya SSK dapat mengurangi risiko negatif pernikahan dini di Mamuju Tengah.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah