Berita Mamuju Tengah

Pustu di Pangalloang Mateng Diduga Dikerjakan Asal-asalan, Pengawas Sebut Tukang Membandel

Dugaan ini mencuat setelah adanya sorotan dari sejumlah pihak, termasuk aktivis mahasiswa.

Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Nurhadi Hasbi
Sandi Anugrah/Tribun-Sulbar.com
PEMBANGUNAN PUSTU – Tukang saat memperbaiki tiang bangunan Pustu di Desa Pangalloang, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (21/9/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH – Pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Pangalloang, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, diduga dikerjakan asal-asalan.

Dugaan ini mencuat setelah adanya sorotan dari sejumlah pihak, termasuk aktivis mahasiswa.

Namun, inspektur pengawas pembangunan Pustu, Enal, membantah tudingan tersebut.

Baca juga: Setelah Pemberkasan Rampung, 2.371 Calon PPPK Paruh Waktu Mamuju Tengah Terima SK 1 Oktober 2025

Ia menyebut pengerjaan proyek sudah sesuai gambar perencanaan.

"Jumlah kuda-kuda rangka baja ringan sudah sesuai gambar," kata Enal saat ditemui di lokasi pembangunan, Desa Pangalloang, Kecamatan Topoyo, Senin (22/9/2025).

Menanggapi kritik terkait dinding dan kuda-kuda batu yang disebut tidak presisi, Enal juga membantah.

Menurutnya, pemasangan konstruksi tersebut sudah rapi.

Namun, ia mengakui terdapat satu tiang penyangga di sisi kanan bangunan, tepatnya di kolom rang dekat ventilasi, yang memang tidak presisi.

"Kalau soal itu, tukangnya membandel, Pak," ujarnya.

Enal mengaku telah menginstruksikan tukang untuk membongkar dan memperbaiki bagian yang tidak presisi, namun instruksi tersebut tidak dilaksanakan.

Akhirnya, ia turun langsung bersama tim pengawas untuk melakukan pembongkaran dan perbaikan.

"Karena itu, saya ganti tukangnya dan menugaskan tukang baru," tambahnya.

Ia juga mengklaim pengawasan dilakukan secara ketat selama proses pembangunan berlangsung.

"Kami melakukan monitoring empat hingga enam kali dalam seminggu, baik oleh saya sendiri, tim monitoring tambahan, maupun pelaksana lapangan dari pihak kontraktor," ungkap Enal.

Meski begitu, Enal tetap menyalahkan tukang lama atas kerusakan yang terjadi.

Ia menyebut hal itu sebagai bentuk keteledoran dalam pelaksanaan teknis di lapangan.

Aktivis Soroti Pekerjaan Proyek

Sebelumnya, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mamuju Tengah, Muhammad Rabbi, menyebut pembangunan Pustu di Desa Pangalloang terkesan asal jadi.

Menurutnya, bangunan tersebut tidak presisi dan dikerjakan tidak profesional.

"Bukan hanya di Pangalloang, ada tiga Pustu lain yang kami duga bermasalah," ungkapnya.

Ia menyebutkan, keempat Pustu yang diduga bermasalah berada di Desa Tasokko, Lembahada, Pangalloang, dan Sinabatta.

Keempat proyek ini disebut sudah dalam pengawasan khusus Kejaksaan Negeri Mamuju.

Padahal, satu unit Pustu dibangun dengan anggaran sebesar Rp749.726.390.

Rabbi mendesak Inspektorat Mamuju Tengah dan DPRD Mamuju Tengah untuk aktif melakukan pengawasan langsung di lapangan.

Senada, Ketua HMI Mateng, Taufik, juga menyebut adanya temuan teknis di proyek pembangunan Pustu di Desa Pangalloang.

"Terdapat dua pilar yang tidak presisi. Selain itu, kuda-kuda penopang atap seharusnya berjumlah 12, tetapi yang terpasang hanya 10," ungkap Taufik saat ditemui di lokasi proyek, Minggu (21/9/2025).

Pembangunan Pustu tersebut diketahui mulai dikerjakan pada 2 Juli 2025 dan ditargetkan rampung pada 29 Oktober 2025.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved