Keracunan MBG

Status KLB Ditetapkan Walau 17 Siswa Keracunan di Mamuju Telah Dipulangkan

Dari 26 siswa dari tingkat SD dan SMP di Kecamatan Tapalang sudah 17 orang dipulangkan setelah dinyatakan pulih.

Editor: Abd Rahman
Suandi/Tribun-Sulbar.com
Keracunan MBG - Siswa SMPN 1 Tapalang, dirujuk ke RSUD Mamuju saat bersiap naik ke ambulana di Puskesmas Tapalang, Rabu (24/9/2025). Dapur produksi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, ditutup sementara. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU-  Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kasus 26 siswa di Tapalang, Mamuju mengalami keracunan makanan.

Dari 26 siswa dari tingkat SD dan SMP di Kecamatan Tapalang sudah 17 orang dipulangkan setelah dinyatakan pulih.

Sementara siswa lainya masih dirawat di puskesmas dan RSUD Mamuju dan RS Punggawa Malolo untuk penanganan lebih lanjut.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Baca juga: Ibu-ibu di Polman Berburu Sembako Murah dan Ikut Pemeriksaan Gratis di Kegiatan Tentara

Baca juga: Kumpulan Doa dan Amalan Sunah di Hari Jumat dan Kelancaran Rezeki

Keracunan ini terjadi setelah para siswa mengonsumsi nasi kotak dari program Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) sekitar pukul 10.00 WITA. 

Sekitar satu jam kemudian, mereka mulai merasakan gejala seperti mual, muntah, sakit perut, pusing, sesak napas, hingga lemas.

Tim medis Puskesmas Tapalang segera memberikan penanganan darurat dengan memasang infus, memberikan oksigen, dan terapi suportif lainnya. 

Tim Gerak Cepat (TGC) dari Dinas Kesehatan Sulbar dan Dinas Kesehatan Mamuju juga langsung melakukan investigasi epidemiologi. 

Sampel makanan dari sekolah dan dapur MBG telah dikirim ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diuji di laboratorium.

Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, menegaskan bahwa keselamatan siswa menjadi prioritas utama dan pemerintah tidak akan menoleransi kelalaian dalam penyediaan makanan di lingkungan sekolah.

“Kami akan memastikan investigasi berjalan tuntas demi keamanan pangan,” tegas Suhardi.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim penuh untuk menangani kasus tersebut.

“Kami bersama BPOM masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan. Fokus kami saat ini adalah memastikan semua pasien mendapat perawatan terbaik. Ke depan, pengawasan makanan di sekolah akan kami perketat,” jelas Nursyamsi.

Dinas Kesehatan Sulbar juga mengimbau seluruh sekolah dan penyedia makanan untuk lebih memperhatikan standar kebersihan dan keamanan pangan guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved