Opini
Ketika Anak Pendek Bukan Soal Takdir: Refleksi atas Masalah Stunting di Indonesia
Data ini juga didukung oleh data dari UNICEF dimana menempatkan negara Indonesia pada peringkat 50 besar dari 190 negara
Padahal hal ini bisa dirubah dari sedari dini apabila diberikan edukasi yang adekuat tentang kondisi pada anaknya tersebut.
Disini peran pemerintah serta dinas Kesehatan juga bertanggung jawab atas kejadian ini. Bisa dikatakan takdir, apabila kita sudah berdoa, berikhtiar serta berusaha sehingga hasilnya kita berpasrah kepada Allah SWT.
Tetapi ketika tanpa melakukan apa – apa ditambah kurangnya kesadaran diri tentunya ini akan menjadi preseden buruk bagi keluarga tersebut.
Kalau kita mau menilik ke belakang, bahwa istilah “Anak Pendek karena takdIr”adalah ungkapan setiap hari yang sering diucapkan pada setiap keluarga yang memiliki kesadaran Kesehatan yang kurang.
Sehingga mitos seperti ini layaknya bisa dilawan dengan penerapan edukasi yang baik bagi keluarga yang beresiko terkena Stunting.
Stunting: Bukan Takdir, Tapi Ketimpangan yang Terstruktur
Penelitian terbaru dari Status Gizi Indonesia pada Tahun 2023 yang dirilis oleh Kemenkes menyatakan bahwa Tingkat prevelansi Stunting pada Balita presentasenya sangat jauh dari standart yang sudah ditetapkan oleh WHO.
Dimana data ini menunjukkan bahwa banyak jutaan anak – anak yang terancam stunting.
Padahal kalau kita mau menelisik lebih dalam, efek dari stunting ini tidak hanya menyebabkan gagal tumbuh seperti tinggi anak yang pendek saja, melainkan juga bisa menyebabkan penurunan sistem imun pada Balita, beresiko tinggi terkena penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus, Gizi Buruk, malnutrisi dan tekanan darah tinggi ketika sudah dewasa.
Dan tentunya resiko penyakit jantung coroner setiap tahun akan terus semakin meningkat.
Hal ini belum dilihat dari segi ekonomi, dimana keluarga yang menderita Stunting apabila dibiarkan terus menerus maka akan bisa melanjutkan kemiskinan antar generasi.
Sehingga ketika akan memutus mata rantai kemiskinan ini akan menjadi sulit, dikarenakan keuangan habis untuk berobat pada anak.
Sebenarnya penyebab stunting tidak hanya karena faktor ekonomi saja, tetapi juga kesadaran akan Kesehatan pada keluarga yang kurang.
Selain itu faktor akses pelayanan Kesehatan yang tidak terjangkau menambah masalah Kesehatan stunting yang makin pelik, bagaimana Masyarakat bisa berobat apabila akses Kesehatan tidak ada bahkan jauh yang harus ditempuh perjalanan selama berhari – hari terutama diwilayah Pelosok.
Disisi lain, wilayah Perkotaan yang diprediksi memiliki asupan nutrisi gizi yang adekuat ternyata juga menjadi salah satu kota yang memiliki peringkat stunting yang tinggi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Dosen-prodi-Spesialis.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.