Relokasi Pasar

Bupati Mamuju Tengah Arsal Aras Tetap Menutup Pasar Lama Meski Didemo Pedagang

Arsal Aras juga menghormati keputusan sejumlah anggota DPRD Mateng mendukung aksi pedagang. .

Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Sandi Anugrah
RELOAKSI PASAR - Sejumlah pedagang mendatangi kantor DPRD Mateng untuk mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD Mateng, Jl Tammauni Pue Ballung, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Selasa (6/5/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), Arsal Aras angkat bicara terkait penolakan relokasi pasar lama ke pasar baru oleh sejumlah pedagang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Topoyo.

Bupati Mateng Arsal Aras akan tetap pada keputusannya menutup pasar lama per tanggal 9 Mei 2025. 

Baca juga: 44 PPPK Pemprov Sulbar Bakal Terima SK Awal Oktober, CPNS Juni 2025

Baca juga: Arus Pendek Listrik Diduga Penyebab Kebakaran di Banggae Timur Majene, Api Cepat Membesar

"Itu hak mereka, silahkan saja. Kami tetap komitmen memindah pasar lama ke pasar baru," ucapnya dikonfirmasi, Rabu (7/5/2025).

Arsal Aras juga menghormati keputusan sejumlah anggota DPRD Mateng mendukung aksi pedagang. .

Arsal menyebut pemerintah sudah lama memberi kebijaksanaan kepada pedagang.

Pasar ini sudah dipindahkan pemerintah sebelumnya, H Aras Tammauni.

Namun, karena saat itu pedagang meminta izin ke Bupati Aras Tammauni untuk sementara waktu tetap beroperasi, maka diberi kebijaksanaan.

"Dan ini terus berulang-ulang selama bertahun-tahun," terang Arsal.

Arsal menegaskan tidak ada lagi kebijakan terkait relokasi pasar tersebut.

"Kami sudah memberi surat sosialisasi sejak bulan puasa kemarin melalui dinas terkait masalah pemidahan pasar dan saya rasa sudah cukup karena ini sudah masuk bulan Mei," tuturnya.

Selain itu, dirinya merasa tertantang atas pernyataan sikap Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Topoyo, Baharuddin yang mengatakan, jangankan bupati, presiden pun dilawan ketika ada yang berani merelokasi pasar lama.

"Saya makin tertantang jika ada orang-orang hebat seperti ini di Topoyo, jadi tidak perlulah presiden bapak tantang, insyaallah kami siap memindahkan pasar dengan cara kami," tegasnya.

Arsal ingin menata pemerintahan termasuk menata pasar yang menjadi pusat perputaran ekonomi di Mamuju Tengah.

"Jadi pasar ini memang menjadi tantangan kami, harus kami pindahkan karena memang ini prosesnya sudah lama," terangnya.

Ia juga menyayangkan adanya dugaan oknum-oknum belum move on di Pilkada lalu.

Oknum-oknum ini seolah-olah belum mau menerima bahwa pemerintahan sesungguhnya sudah ada padahal urusan pilkada sudah selesai.

"Orang-orang kalah di pilkada juga memprovokasi warga silahkan saja, tapi kami pemerintah akan terus berkomitmen untuk memindah pasar," ucap Arsal.

"Adapun teman-teman oknum DPRD menolak pemindahan pasar, silahkan saja menolak karena mudah-mudahan teman-teman memahami tupoksinya sebagai DPRD," tambahnya.

Ia juga menyinggung dirinya punya pengalaman 20 tahun di DPRD.

Dirinya juga tidak menyoal jika ada oknum anggota DPRD secara personal menolak, berdasarkan pandangan pribadinya.

"Tetapi kami memastikan, tahap demi tahap, proses demi proses berupaya memindahkan pasar lama ke pasar baru," pungkasnya.

"Dan kami akan menutup pasar lama yang ada pada wilayah aset pemerintah," lanjutnya.

Termasuk pasar ikan, akan semua dipindahkan dan pasar lama ditutup.

"Ya kita pastikan akan tetap tutup," kuncinya. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved