Opini

Statistik di Atas Mimbar Politik: Sebuah Refleksi Kritis

Sebagai seorang statistisi, saya menangkap kebenaran dalam pernyataan tersebut, meski ironisnya, beberapa klaim dalam pidato yang sama tidak disertai

Editor: Ilham Mulyawan
ist
Hirlan for Tribun Sulbar 

Thomas Hobbes dalam "Leviathan Or The Matter, Form, and Power of a Common-wealth, Ecclesiastical and Civil" mengingatkan bahwa pengetahuan adalah kunci kekuatan politik. Namun, ketika pengetahuan yang disajikan kepada publik terdistorsi oleh manipulasi statistik, kekuatan politik yang dihasilkan menjadi tidak legitimate. Praktik semacam ini menciptakan lingkaran setan: semakin banyak manipulasi statistik, semakin menurun kepercayaan publik, pada akhirnya berujung pada semakin lemah fondasi demokrasi kita.

Menuju Penggunaan Statistik yang Bermartabat

Jalan keluar dari problematika ini bukanlah dengan menolak statistik secara total, melainkan dengan membangun kesadaran kritis dan literasi statistik yang lebih baik. Kita perlu mengembangkan kemampuan kolektif untuk memahami, menganalisis, dan mempertanyakan data yang disajikan dalam ruang politik. Seperti dikatakan George Orwell, ide tentang kebebasan termasuk di dalamnya adalah "hak untuk mengatakan kepada orang-orang apa yang tidak ingin mereka dengar" - dalam konteks ini, kemampuan untuk mengungkap kebenaran di balik manipulasi statistik.

Lebih dari itu, kita perlu membangun etika politik yang menghargai kejujuran dalam penyajian data. Para kandidat politik perlu menyadari bahwa manipulasi statistik bukan sekadar masalah teknis, melainkan pelanggaran terhadap martabat demokrasi itu sendiri. Hanya dengan kesadaran ini, statistik bisa menjadi alat yang memartabatkan, bukan merendahkan, kualitas demokrasi kita. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ziarah Intelektual

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved