Opini
Cegah Bullying: Keluarga Menjadi Benteng Pertama
Bahkan, jika ditarik mundur, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mencatat tren meningkatnya kasus bullying pada 2 dekade terakhir.
Oleh karena itu keluarga bisa menjadi garda terdepan mencegah kasus bullying. Peran apa saja yang bisa dijalankan keluarga, maka tulisan ini akan mengulasnya.
Keluarga Sebagai Pelindung Utama
Keluarga sebagai institusi pertama dan utama bagi anak-anak. Sebagai tempat mereka belajar nilai-nilai, norma sosial dan keterampilan berinteraksi.
Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting dalam membentengi anak-anak dari kasus bullying, baik sebagai korban maupun pelaku.
Seringkali ditemukan penyebabnya bersumber dari kebiasaan keluarga menormalkan perilaku kekerasan, otoriter, tindakan agresif dan kurang mampu melakukan pengasuhan serta kurangnya komunikasi yang baik.
Oleh karenanya hal pertama, yang bisa dilakukan dengan menerapkan komunikasi terbuka: keluarga harus mampu menciptakan suasana komunikasi yang terbuka dengan anak-anak atau antar anak-anak termasuk bagaimana menghindarkan risiko bullying dari teman sebaya.
Ketika kondisi tersebut sudah tercipta, maka anak-anak akan merasa nyaman berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah. termasuk masalah yang berkaitan dengan bullying.
Mereka akan mencurahkan seluruh perasaannya tanpa takut dicela atau diabaikan.
Kedua, pendidikan dan kesadaran : sebagai orang tua harus mengajarkan kepada anak-anak pentingnya menghormati dan memahami perbedaan, sehingga jangan sampai perbedaan yang ada menjadi dasar pada perilaku bullying.
Jika terjadi permasalahan hindari menyelesaikan masalah dengan kekerasan namun sebaiknya kita menggunakan kecerdasan dan pemikiran yang tenang agar kita tampak sebagai individu yang bijaksana dan cerdas dalam mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, perlu menyampaikan dengan tegas bahwa bullying merupakan pelanggaran hukum, jika anak anda mengalami bullying segera melapor ke kepala sekolah, bahkan jika sudah mengalami kekerasan segera laporkan ke pihak berwajib, karena dampak negatif akibat bullying sangat luas tidak hanya pada individu namun masyarakat secara keseluruhan.
Ketiga, keluarga harus menjadi model perilaku positif : keluarga merupakan tempat bagi anak-anak belajar melalui contoh atau teladan. Orang tua harus mampu menjadi model perilaku positif dalam interaksi sehari-hari.
Modelnya mencakup cara berkomunikasi yang baik, menyelesaikan konflik tanpa kekerasan dan menghargai orang lain.
Keempat, Peran keluarga dalam pengawasan aktivitas online : di era digital yang semakin kuat, orang tua harus memantau aktivitas online anak-anak.
Cyberbullying semakin meningkat dan orang tua harus melindungi anak-anak dari ancaman ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/ILUSTRASI-kasus-perundungan-anak.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.