Data BPS

Nilai Tukar Petani di Sulbar Sentuh Angka Tertinggi di Sulawesi

NTP merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh petani dan indeks harga yang dibayar oleh petani.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Abd Rahman
Suasana prilis Inflasi Sulbar di Kantor BPS Sulbar, Jl RE Martadinata, Mamuju, Selasa (1/8/2023) 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Pusat Statistik (BPS), Sulawesi Barat (Sulbar), mencatat nilai tukar petani (NTP) naik sebesar 2,27 persen atau sebesar 188,59 pada Juli 2023.

Kondisi tersebut ditopang oleh harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan yang harus dibayar.

NTP merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh petani dan indeks harga yang dibayar oleh petani.

NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. 

Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri mengatakan, nilai tukar petani yang naik sebesar 2,27 persen itu merupakan angka tertinggi se Sulawesi. 

"Indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 2,50 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen," kata Tina Wahyufitri saat konferensi pers di Kantor BPS Sulbar, Jl RE Martadinata, Mamuju, Selasa (1/8/2023).

Kenaikan harga indeks yang diterima petani ditopang oleh komoditas kelapa sawit, kopi, kakao (coklat), telur ayam ras dan bawang merah.

"Petani mengalami keuntungan, harga komoditas hasil pertanian dari bulan sebelumnya mengalami kenaikan lebih cepat dari pada harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi," ujar dia.

Tina menjelaskan, indeks harga yang diterima petani menggambarkan perkembangan harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

Pada Juli 2023 indeks harga yang diterima petani gabungan dari lima subsektor di wilayah Sulbar adalah sebesar 141,29 atau naik 2,50 persen.Sedangkan indeks harga yang sama pada Juni 2023 sebesar 137,84 atau 141,29 persen, artinya harga-harga petani meningkat 41,29 persen dibanding tahun dasar 2018.

Dari lima subsektor tersebut mengalami peningkatan, yakni tanaman perkebunan rakyat naik 4,81 persen, peternakan naik 0,02 persen dan subsektor perikanan 0,08 persen.

Kemudian, subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu tanaman pangan turu 0,89 persen dan hortikultura turu 2,70 persen.

"NTP tertinggi pada Juli 2023 yaitu perkebunan tanaman rakyat dan terendah subsektor peternakan," pungkasnya. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved