Ponpes TKP Pencabulan Anak, Kemenag Sulbar Segera Evaluasi dan Serahkan ke Polisi

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pelaksana harian (Plh) Kabid Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kemenag Sulbar H Misbahuddin menanggapi adanya pelecehan seksual kembali terjadi di pondok pesantren.

"Kita serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum yang menangani kasus ini," kata Misbahuddin, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/7/2023).

Dia prihatin atas terjadinya pelecehan seksual kembali terjadi di pondok pesantren.

Apalagi, dilakukan oleh oknum pimpinan pondok pesantrennya.

"Ini akan menjadi evaluasi bersama dalam melakukan pembinaan bagi masyarakat yang ingin mendirikan pondok pesantren," ungkapnya.

Begitupun, yang sudah memiliki pondok pesantren.

Karena ini tidak bisa dipungkiri bahwa setiap warga berhak mendirikan pondok pesantren sesuai syarat dalam undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pondok Pesantren dan PMA No 30 tahun 2020 tentang pendirian dan penyelenggaraan pesantren.

"Sangat jelas di dalam aturannya. Semua unsur harus dipenuhi mulai dari fasilitas maupun pembina pesantrennya," ungkapnya.

Sementara itu, dirinya mengajak semua elemen masyarakat untuk tidak memuku rata atas kejadian tersebut.

Hanya, karena dilakukan oknum satu orang saja dan disamakan dengan pondok pesantren lainnya.

"Jadi sekali lagi ini akan menjadi bahan evaluasi kita ke depan delam pembinaan pondok pesantren," tandasnya.

Diketahui, kembali terjadi kasus pelecehan di lingkungan pondok pesantren di Polman.

Dimana melibatkan pimpinan pondok pesantren Surga Religi ustas Zulfikar yang melakukan pelecehan seksual kepada santrinya.

Kini ustas Zulfikar sudah menjadi tersangka atas perbuatannya.(*)