Mamuju Tengah

Mengacu Data BNPB, Pemkab dan Polres Mamuju Tengah Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Kapolres Mateng, AKBP Hengky menyampaikan, berdasarkan data dari BNPB, hingga tanggal 19 Oktober 2025 tercatat 2.606 kejadian bencana

Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Abd Rahman
Sandi Anugrah
SIAGA BENCANA - Suasana apel kesiapsiagaan bencana di Mapolres Mamuju Tengah, Jl. H. Aras Tammauni, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Rabu (5/11/2025). (Sandi/Tribun) 

Ringkasan Berita:
  1. Pemkab dan Polres Mamuju Tengah (Mateng) melaksanakan apel kesiapan tanggap darurat untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah tersebut.
  2. Apel ini digelar berdasarkan data BNPB mengenai tingginya kasus bencana di Indonesia (termasuk 1.289 kasus banjir) dan prediksi BMKG 
  3. Kapolres Mateng menegaskan  tugas utama mereka adalah melindungi rakyat dari segala bahaya, menjalankan amanah sebagai bukti negara selalu hadir,

 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju Tengah bersama Polres Mamuju Tengah melaksanakan apel kesiapan tanggap darurat bencana.

Kegiatan ini bertujuan mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah.

Kegiatan bertempat di lapangan apel Mapolres Mamuju Tengah, Jl. H. Aras Tammauni, Benteng Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Rabu (05/11/2025).

Baca juga: Oknum Polisi Diduga Pasok Amunisi untuk Tersangka Penembakan Tewaskan Husain di Polman

Baca juga: Cerita Korpala Unhas Lintasi 4 Negara Pakai Sandeq Mandar, Dihantam Ombak 5 Meter di Pulau Galang

Pantauan Tribun-Sulbar.com, apel dipimpin langsung Kapolres Mamuju Tengah AKBP Hengky K Abadi dan dihadiri Kalaksa BPBD Mateng, Sigit Dwi Hastono, Kadis Kesehatan, Setya Bero.

Selain itu pihak TNI, para Kabag, Kasat, KBO, Kasi, Perwira, serta Bintara Satuan fungsi Polres Mamuju Tengah turut hadir.

Kapolres Mateng, AKBP Hengky menyampaikan, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga tanggal 19 Oktober 2025 telah tercatat 2.606 kejadian bencana alam di seluruh Indonesia.

Terdiri atas 1.289 kejadian banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, dan 4 erupsi gunung berapi, serta beberapa bencana alam lainnya.

Lebih lanjut, Hengky menjelaskan berbagai bencana tersebut telah mengakibatkan 361 korban meninggal dunia, 37 orang hilang, 615 luka-luka, dan lebih dari 5,2 juta orang mengungsi.

Selain itu, 31.496 rumah rusak serta 887 fasilitas umum dan perkantoran terdampak akibat bencana tersebut.

Ia menegaskan bahwa dampak bencana tidak hanya menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa, namun juga meninggalkan trauma psikologis serta mengganggu kehidupan sosial masyarakat. 

Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah strategis dan antisipatif untuk menghadapi potensi bencana ke depan.

Terlebih menurut BMKG, saat ini 43,8 persen  wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak curah hujan diperkirakan terjadi antara November 2025 hingga Januari 2026.

“Kita diberi kekuasaan oleh rakyat untuk melindungi mereka dari segala bahaya, termasuk ancaman badai dan bencana," ucapnya. 

"Amanah ini harus dijalankan dengan sungguh-sungguh sebagai bukti bahwa negara selalu hadir melindungi rakyat, terutama di masa-masa sulit," tambahnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved