Berita Mamuju

Hanya 19 Km dari Ibukota Sulbar, 40 KK di Dusun Pakarroang Masih Hidup Tanpa Listrik

Warga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah maupun PLN.  Selain ketiadaan listrik, warga juga menghadapi persoalan lain.

Penulis: Suandi | Editor: Nurhadi Hasbi
Suandi/Tribun-Sulbar.com
TERISOLIR - Rumah warga di Dusun Pakarroang, Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Kamis (6/11/2025). Selama puluhan tahun mereka hidup tanpa penerangan. 

Ringkasan Berita:
  • Sekitar 40 kepala keluarga di Dusun Pakarroang, Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, hingga kini belum memiliki akses listrik meski hanya 19 km dari ibukota Sulbar.
  • Warga mengandalkan genset, panel surya, atau pelita untuk penerangan malam, dan menghadapi kesulitan air bersih dari satu sumur kecil yang surut saat kemarau.
  • Kondisi jalan rusak turut memicu masalah gizi buruk dan stunting; warga berharap pemerintah dan PLN segera membangun infrastruktur dasar.

 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Warga Dusun Pakarroang, Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, hingga kini belum menikmati aliran listrik dari Perusahaan Listik Negara (PLN).

Padahal, dusun tersebut hanya berjarak sekitar 19 kilometer dari pusat Pemerintahan Kabupaten Mamuju.

Kabupaten Mamuju yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Barat.

Letaknya di bagian selatan kabupaten berjuluk Bumi Manakarra.

Baca juga: Warga Pakarroang Mamuju Keluhkan Jalan Rusak, Sebut Pengaruhi Tingginya Stunting

Secara akses, Dusun Pakarroang dapat ditempuh sekitar 30 - 35 menit menggunakan sepeda motor maupun mobil. 

Dari jalan poros Trans Sulawesi, jarak menuju pemukiman warga bahkan hanya sekitar dua kilometer. 

Namun, jaringan listrik belum pernah terpasang di wilayah ini.

“Ada sekitar 40 kepala keluarga di sini," kata Anca, seorang warga Pakarroang, Kamis (6/11/2025).

Untuk mendapatkan penerangan di malam hari, warga pakai genset dan panel surya.

"Tapi tidak semua mamp," ucapnya.

Warga yang tidak mampu harus gelap dan hanya mengandalkan pelita.

Ia menjelaskan, kondisi tersebut sudah berlangsung puluhan tahun.

Warga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah maupun PLN. 

Selain ketiadaan listrik, warga juga menghadapi persoalan lain.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved