Berita Majene

Mengenal Karang Taruna Mapiya, Komunitas di Majene Aktif Giat Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim

Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Program Kampung Iklim (Proklim) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan pembinaan Program Kampung Iklim tahun 2024, di Lingkungan Timbo-Timbo, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE -- Tim Program Kampung Iklim (Proklim) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan pembinaan Program Kampung Iklim tahun 2024, di Lingkungan Timbo-Timbo, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan upaya pengendalian perubahan iklim , sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat akan pentingnya upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Pengendali Dampak lingkungan ahli muda DLH Sulbar, Syukriah Alimuddin mengatakan di lingkungan Timbo-Timbo telah memiliki kelembagaan sebagai motor dalam pelaksanaan kegiatan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yakni Karang taruna Mapiya.

Karang taruna itu beranggotakan pemuda dan pemudi setempat dimana sebagian besar merupakan pelajar dan mahasiswa.

Karang taruna Mapiya memiliki serangkaian kegiatan yang merupakan wujud aksi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim seperti melakukan edukasi kepada masyarakat setempat bagaimana memilah sampah dan mengkompos, melakukan kerjasama dengan dinas terkait dalam hal pemanfaatan sampah botol plastik untuk digunakan sebagai biofilter pada bak kotoran yang ada di rumah warga.

"Selain itu, Karangtaruna tersebut juga telah mendirikan bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Mapiya , yang mana kegiatannya adalah mengumpulkan sampah terpilah dari masyarakat setempat , seperti kardus bekas, botol-botol kaca, rak telur bekas, botol plastik bekas, kertas koran bekas, gelas air mineral bekas, dan lain sebagainya yang dihargai sesuai dengan kesepakatan dengan warga setempat," kata Syukriah.

Lebih lanjut dikatakan, Bank sampah tersebut mampu mengelola sampah sebanyak 90kg/bulan yang terdiri dari sampah plastik keras sebanyak 25kg/bulan, kertas-kardus sebanyak 45kg/bulan dan sampah plastic fleksibel sebanyak 20kg/bulan.

Kepala DLH Sulbar, Zulkifli Manggasali mengatakan, selain kegiatan tentang pengelolaan sampah, karangtaruna Mapiya juga turut berkontribusi dalam upaya pengendalian perubahan iklim melalui upaya penghijauan dengan melakukan perencanaan pemanfaatan lahan pekarangan dengan tutupan vegetasi guna mengantisipasi bahaya banjir dan longsor.

"Tahun ini Karangtaruna mendapat bantuan berupa alat Komposter dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan juga mesin pencacah sampah plastic dari pihak Kelurahan Pangali-Ali yang digunakan untuk pengelolaan sampah di lingkungan Timbo-Timbo. Diharapkan dengan adanya bantuan ini, masyarakat setempat dapat secara konsisten melakukan pengelolaan sampahnya dengan cara mengkomposkan sampah organiknya dan juga menabungkan sampah an-organiknya pada bank sampah setempat agar dapat mengurangi timbunan sampah yang masuk ke TPA Majene sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya," kata Zulkifli Manggasali. (*)