Sapi Mati Mendadak

Distanak Majene Imbau Warga Tak Perlu Khawatir Konsumsi Daging Sapi

Penulis: Hasan Basri
Editor: Habluddin Hambali
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim dokter hewan Distanak Polman lakukan pemeriksaan kondisi kesehatan sapi pascapuluhan sapi mati diduga terserang Jembrana.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE -Dinas Peternakan Kabupaten Majene mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawati mengkonsumsi daging sapi

Imbauan ini disampaikan Kepala Bidang Peternakan Majene Aisyah Noor menanggapi pesan berantai kekhawatiran masyarakat mengkonsumsi daging sapi pasca maraknya sapi mati akibat terserang penyakit Jembrana.

"Penyakit jembrana tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, sehingga dagingnya aman untuk dikonsumsi," kata Aisyah Noor kepada tribun, Minggu (26/2/2023).

Daging sapi aman dikonsumsi dengan  catatan dimasak dan dipanaskan dengan maksimal.

Menurut Aisyah Noor, penyakit ini menyerang ras sapi Bali dengan tingkat kematian dpat mencapai 80 persen dari ternak yang sakit.

Oleh karena itu, ia berharap diharapkan pada peternak untuk tidak tergiur membeli sapi sakit yang dijual dengan harga murah.

Ia juga mengingatkan  kepada para peternak untuk mengkandangkan sapinya, sehingga dapat memperkecil resiko penularan dari sapi yang dilepasliarkan.

Peternak diminta tidak menjual ternak yang sakit, karena ini semakin  mempercepat penularan penyakit


"Kepada seluruh lapisan masyarakat atau peternak untuk  melaporkan ke petugas kesehatan hewan jika menemukan ternak yang sakit agar segera dilakukan tindakan antisipasi oleh petugas keswan," harapnya.

Hingga saat ini Dinas Laboratorihm Teknik  Pengelolaan Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP) provinsi Sulawesi Barat bersama Stasiun Karantina Hewan Mamuju dan Dinas Peternakan Kabupaten telah melaksanakan pengobatan, desinfeksi.

Termasuk memberikan vaksinasi pada lokasi lokasi beresiko, serta pengetatan lalu lintas di perbatasan.

Diberitakan sebelumnya empat Kabupaten yakni Polman, Majene, Mamuju, dan Pasangkayu saat ini lockdown untuk jual beli hingga mengiriman sapi.

Lockdown dengan menutup akses keluar masuk sapi di empat kabupaten ini sebagai upaya menekan angka kematian sapi imbas virus jembrana.

Hal ini, dilakukan karena meningkatnya kasus kematian sapi akibat virus jembrana.

Kabid Peternakan dan Kesawaan Dians Pertanian Sulbar Nur Kadar mengatakan sudah ada ratusan sapi mati karena jembrana sepanjang tahun 2023.

"Makanya sementara lockdown dulu, sambil dilakukan penanganan di lapangan,"kata Nur Kadar, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (14/2/2023).(San)