Prada Lucky Tewas
Perwira Tersangka Kematian Prada Lucky, Menhan hingga Panglima TNI Turun Tangan: Inilah Kasus Serupa
Prada Lucky bertugas di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Dilakukan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap Prada Lucky terkait dugaan penyimpangan seksual.
Senin, 28 Juli 2025, pukul 06.20 WITA:
Prada Lucky kabur saat izin ke kamar mandi. Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kepada Sertu Thomas Desambris Awi, lalu ke Danki A Lettu Inf Ahmad Faisal pukul 09.25 WITA. Pencarian dilakukan di sekitar pelabuhan dan kota.
Senin, 28 Juli 2025, pukul 10.45 WITA:
Prada Lucky ditemukan di rumah ibu asuhnya, Ibu Iren, dan dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas, Sertu Daniel, Serda Lalu, dan Pratu Fransisco Tagi Amir.
Senin, 28 Juli 2025, pukul 11.05 WITA:
Di kantor Staf-1/Intel, dilakukan pemeriksaan. Beberapa senior datang membawa selang dan memukul Prada Lucky secara bergantian.
Senin, 28 Juli 2025, pukul 23.30 WITA:
Danyonif TP/834 Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Lettu Inf Rahmat ke kantor Staf-1/Intel, dengan penekanan agar tidak terjadi kekerasan dalam pembinaan junior.
Rabu, 30 Juli 2025, pukul 01.30 WITA:
Di rumah jaga kesatrian, empat personel (Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araujo, dan Pratu Aprianto Rede Raja) memukul Prada Lucky dan Prada Richard dengan tangan kosong.
Sabtu, 2 Agustus 2025, pukul 09.10 WITA:
Prada Richard demam, Prada Lucky muntah-muntah. Keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga. Prada Richard dipulangkan, sementara Prada Lucky dirujuk ke RSUD Aeramo karena kadar hemoglobin yang rendah.
Minggu, 3 Agustus 2025:
Kondisi Prada Lucky sempat membaik setelah menjalani perawatan di RSUD Aeramo.
Senin, 4 Agustus 2025, pukul 19.00–21.30 WITA:
Ibu Iren menjenguk korban, menyuapinya makan, dan memberi semangat. Lucky masih bisa tertawa dan bercengkerama.
Senin, 4 Agustus 2025, pukul 23.30 WITA:
Kondisi Lucky menurun drastis, ia dipindahkan ke ICU RSUD Aeramo.
Selasa, 5 Agustus 2025, pukul 04.47 WITA:
Lucky dipasangi ventilator untuk membantu pernapasan.
Rabu, 6 Agustus 2025, pukul 11.23 WITA:
Prada Lucky meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif.
Kasus Serupa
Prajurit TNI Prada Lucky meninggal akibat dianiaya senior buka kasus pertama.
Sebelumnya, Prada Chandra Gerson Kumaralo, personel Batalyon Infanteri Raider 715/Motuliato, Gorontalo meninggal tak wajar usai kegiatan pengenalan satuan.
Prada Chandra diduga meninggal karena pembinaan yang melenceng dari seniornya.
Almarhum Prada Chandra dan kawan-kawan 87 orang merupakan anggota baru yang masuk jajaran Brigif 22/OM dan ditempatkan di Batalyon Infantri Yonif 715/MTL.
Sebelum Chandra dan kawan-kawan diterima secara sah ke satuan barunya, mereka harus terlebih dahulu dibina dan dilatih serta dikenalkan satuannya.
Pengenalan ini agar mereka memiliki rasa bangga pada satuan dan mengerti akan tugas pokoknya.
Dikutip dari Kompas.Com, Perkara kasus meninggalnya Prada Chandra Gerson Kumaralo, personel Batalyon Infanteri Raider 715/Motuliato, Gorontalo, kini terus berproses.
Setelah selesai dilakukan penyidikan oleh Pomdam XIII/Merdeka, berkas perkara kasus ini sudah dilimpahkan ke Otmil IV-18 Manado. Sementara itu, enam terduga tersangka yang juga merupakan prajurit ditahan di Stal Tahmil Pomdam Xlll/Merdeka. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.