sekolah rakyat
12 Ribu Anak Terdaftar ATS, Rekrutmen Sekolah Rakyat di Mamuju Baru 43 Siswa, Jauh dari Target
Menurutnya, proses asesmen di lapangan menghadapi berbagai kendala, termasuk resistensi orang tua terhadap sistem pendidikan berasrama
Penulis: Suandi | Editor: Abd Rahman
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Rekrutmen calon siswa Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Mamuju masih jauh dari target.
Hingga 5 Agustus 2025, baru 43 dari 100 siswa yang berhasil direkrut untuk mengikuti program pendidikan berasrama bagi anak dari keluarga miskin ekstrem.
Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Mamuju, Irham, mengungkapkan jumlah tersebut terdiri dari 20 siswa tingkat SD dan 23 siswa tingkat SMP.
Menurutnya, proses asesmen di lapangan menghadapi berbagai kendala, termasuk resistensi orang tua terhadap sistem pendidikan berasrama.
Baca juga: 71 Paskibraka Mamasa Fokus Latihan Formasi di Bawah Terik Matahari
Baca juga: Penjual Bendera Merah Putih di Majene Sepi Pembeli Jelang HUT RI ke 80 Tahun
“Sebagian orang tua belum siap melepas anaknya tinggal di asrama. Kami terus memberikan edukasi bahwa SR ini dirancang untuk menyelamatkan masa depan anak-anak dari keluarga rentan,” kata Irham, saat dihubungi melalui WhatsApp, Kamis (7/8/2025).
Proses rekrutmen calon siswa SR mengacu pada data Kementerian Sosial (Kemensos) dan daftar Anak Tidak Sekolah (ATS) yang dihimpun Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora).
Verifikasi lapangan melibatkan 26 pendamping PKH dan berkolaborasi dengan pemerintah desa, BPS, dan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Sosial Mamuju, Ikhsan Lasami, menegaskan pihaknya terus mempercepat asesmen agar target 100 siswa bisa terpenuhi sebelum akhir Agustus.
“Kami juga sedang mempersiapkan tenaga pengajar dan wali asrama. Rekrutmen guru ditangani Kemensos dan Disdikpora melalui seleksi daring yang pengumumannya dijadwalkan 13 Agustus,” ujarnya.
Di sisi lain, potensi siswa sebenarnya cukup besar.
Berdasarkan data Kemensos dan Disdikpora, terdapat sekitar 14 ribu warga Mamuju yang masuk kategori miskin, dan 12 ribu anak tercatat sebagai anak tidak sekolah (ATS).
Namun, realisasi di lapangan menunjukkan tantangan utama terletak pada kesadaran masyarakat.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.