Kemiskinan Sulbar

Jurang Kemiskinan di Sulbar Semakin Dalam: Beban Hidup Masyarakat Meningkat

Sulawesi Barat kini berada di urutan ketiga provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah di Pulau Sulawesi, setelah Sulsel dan Sulut.

Editor: Nurhadi Hasbi
fahrun
LANJUT USIA - Perempuan lanjut usia bernama Hadana (62) hidup dalam kondisi memprihatinkan di Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Polman, Sulbar, Sabtu (17/5/2025). Hadana bertahan hidup seorang diri dalam gubuk reyot mirip kandang di tengah perkebunan. Dok Fahrun. 

Penurunan terbesar terjadi di wilayah perdesaan, turun 3.760 jiwa.

Sebaliknya, di perkotaan, jumlah penduduk miskin justru bertambah 160 jiwa.

Meski totalnya menurun, beban hidup masyarakat miskin meningkat.

Komoditas makanan masih mendominasi penyumbang garis kemiskinan.

Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Sulbar Meningkat 2 Kali Lipat Kini Tembus 21 Ribu Jiwa, Tertinggi Mamuju

Mencapai 78,04 persen, naik 0,49 persen poin dari periode sebelumnya.

Lima komoditas utama penyumbang GK adalah; Beras, Rokok kretek filter, Ikan tongkol/tuna/cakalang, Kue basah, dan Telur ayam ras.

Dari sisi non-makanan, pengeluaran terbesar berasal dari perumahan, bensin, pendidikan, listrik, dan perlengkapan mandi.

Faktor Penurunan Kemiskinan

BPS mencatat beberapa faktor mendorong penurunan angka kemiskinan, di antaranya:

Deflasi Februari 2025 sebesar 0,24 persen (yoy)

Inflasi Maret 2025 terkendali di 1,56 persen

Pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 4,38 persen

Nilai Tukar Petani (NTP) naik 3,41 persen menjadi 143,09

Produksi padi meningkat 37,95 persen (Januari–April 2025)

Penyaluran bansos seperti PKH, BPNT, dan Sembako secara merata

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved