Polman

Lapak Pedagang Pakaian di Pasar Polman Sepi Pembeli, Imbas Kalah Saing Pasar Online

Salah satu pemilik lapak di kompleks pasar, Anita mengatakan kondisi sepinya pembeli mulai terjadi saat masa Covid-19

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Abd Rahman
FAHRUN RAMLI
PASAR ONLINE- Lapak para pedagang pakaian di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman, Sulbar nampak sepi pengunjung, Sabtu (19/7/2025). Bahkan beberapa lapak pedagang sudah tutup dan tidak lagi menjual lantaran sepinya pembeli. Dok Fahrun. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN- Lapak para pedagang pakaian di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) nampak sepi pengunjung, Sabtu (19/7/2025).

Bahkan beberapa lapak pedagang sudah tutup dan tidak lagi menjual lantaran sepinya pembeli.

Para pedagang tiap hari merapikan gantungan pakaian di lapak dan etalase untuk menarik pembeli.

Sepinya peminat pakaian di lapak pasar ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Seorang Polisi Tewas saat Acara Pesta Pernikahan Anak Kang Dedi Mulyadi, 2 Warga Ikut Jadi Korban

Baca juga: 110 Pengendara Ditindak dalam Operasi Patuh Marano 2025 di Mamasa

Salah satu pemilik lapak di kompleks pasar, Anita mengatakan kondisi sepinya pembeli mulai terjadi saat masa Covid-19.

"Setelah masa Covid-19 berlalu, pengunjung pasar tetap sepi, itu karena marak sekali pedagang pakaian secara online," kata Anita kepada wartawan.

Dia menjelaskan kondisi sepinya pembeli ini dimulai saat adanya pembatasan sosial masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Saat itu Anita nyaris gulung tikar, lantaran dagangan pakaian tidak laku, modal tak berputar.

Selama tiga tahun dia bertahan dan melewati masa pandemi dengan menurunkan harga dagangan pakaian.

"Saat masa itu, kita jual pakaian yang penting kembali modal karena sepi memang pembeli," ungkapnya.

Diceritakan pada masa itu, ada empat temannya pelaku usaha dagang harus gulung tikar.

Sementara kondisi saat ini kata Anita, pesaing terberat yakni pedang online lewat platform digital.

Seperti maraknya pedagang pakaian yang live di Tiktok, Facebook dan Instagram untuk jualan.

"Jadi saingan kita sekarang ini kemajuan digital, karena masyarakat sudah gampang sekali berbelanja secara online," ungkapnya.

Anita mengaku harus memutar otak agar mampu bersaing dengan pedagang online.

Salah satunya dengan menurunkan harga pakaian, dan menjajakan pakaian yang lagi trend dan banyak diminati.

Dia bersama pedagang lainnya terus berinovasi dan ikut perkembangan dagang digital untuk bertahan.

"Sudah mulai memasarkan dagang lewat sosial media, kita posting lalu pasarkan, kalau mau coba datang ke lapak langsung," ungkapnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved