Berita Polman

Lapak Pedagang Sayur di Pasar Pekkabata Polman Terendam Air Akibat Drainase Tersumbat

Kondisi ini kerap berulang, terutama saat musim hujan tiba, karena sampah di drainase tidak pernah dibersihkan.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
PASAR - Lapak pedagang di belakang Kompleks Pasar Sentral Pekkabata Kecamatan Polewali terendam air luapan drainase yang tersumbat sampah di Polman, Sulbar, Selasa (4/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Sejumlah lapak pedagang sayur di belakang Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Polman, terendam air akibat drainase tersumbat sampah, Selasa (4/11/2025).
  • Para pedagang mengeluh karena sayuran mereka rusak dan sulit dijual, sementara pembeli enggan datang akibat area pasar tergenang dan becek.
  • Pedagang berharap pemerintah daerah dan petugas kebersihan segera memperbaiki drainase agar tidak lagi terjadi banjir pasar. Mereka menilai kondisi ini kerap berulang setiap musim hujan.

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Sejumlah lapak pedagang sayur di belakang Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) terendam air, Selasa (4/11/2025) pagi.

Air meluap berasal dari saluran drainase tersumbat sampah.

Luapan air got menggenangi area tempat para pedagang berjualan sayur.

Akibatnya, sayuran milik pedagang rusak dan aktivitas jual beli terganggu.

Baca juga: Pasar Pekkabata Polman Dipagari, Pedagang Pilih Libur Jualan Sampai Kasus Sengketa Selesai

Baca juga: Sepi Pembeli, Belasan UMKM Gulung Tikar di Pekkabata Polman

Pantauan Tribun-Sulbar.com, air tampak menggenang di sepanjang jejeran lapak pedagang.

Tikar-tikar tempat berjualan ikut basah, dan pembeli enggan singgah karena kondisi pasar becek dan licin.

Salah satu pedagang, Nina, mengaku merugi karena sebagian dagangannya tidak bisa dijual lagi karena kotor.

“Banyak dagangan kami rusak karena terendam air. Tidak bisa dijajakan lagi, terpaksa dibuang. Kami rugi,” ujarnya kepada Tribun-Sulbar.com.

Nina menyebut air mulai meluap sejak waktu subuh dan belum surut hingga pagi.

Ia berharap pemerintah segera memperbaiki saluran air yang tersumbat agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami selalu bayar uang kebersihan Rp5 ribu setiap hari, tapi saluran air ini tidak diperhatikan. Harapannya segera dibenahi,” keluhnya.

Menurutnya, genangan air di area pasar itu bukan kali pertama terjadi.

Kondisi ini kerap berulang, terutama saat musim hujan tiba, karena sampah di drainase tidak pernah dibersihkan.

Nina bersama pedagang lain berharap petugas kebersihan segera turun tangan untuk menangani saluran air mampet agar aktivitas jual beli bisa kembali normal.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved