Hari Jadi Mamuju
Inilah Dasar Historis dan Yuridis Tanggal 14 Juli Diperingati Sebagai Hari Jadi Mamuju
Rangkaian kegiatan peringatan biasanya mencakup upacara adat Massossor Manurung (pencucian benda pusaka) serta rapat paripurna DPRD Kabupaten Mamuju.
Pitu Ulunna Salu’ – 7 Kerajaan di hulu sungai
Nene Pitullapis – Nenek tujuh turunan
Langi’ Pitussusung – Langit tujuh lapis
Tanete Pituttodong – Gunung tujuh bersusun
Dan masih banyak lagi lainnya
Selain itu, bulan Juli adalah bulan di mana UU No. 29 Tahun 1959 diundangkan, memperkuat pertimbangan pemilihan bulan ini.
3. Tahun 1540
Tahun 1540 ditetapkan sebagai tahun berdirinya Kerajaan Mamuju, saat tiga kerajaan bergabung di Rante Lisuang Ada’ Kurungan Bassi di bawah kepemimpinan Pue Tunileo.
Sejarah mencatat bahwa pada tahun yang sama, Pelabuhan Kurri-Kurri telah menjadi pelabuhan internasional yang disinggahi kapal-kapal Portugis dalam rute perdagangan antara Kerajaan Siang (Pangkajene), Gowa, dan Manado Tua.
Tahun ini juga disepakati sebagai dasar penetapan dalam seminar Hari Jadi Mamuju yang diselenggarakan oleh organisasi Hipermaju dan Persukma Makassar bekerja sama dengan Pemerintah Daerah.
Makna Hari Jadi Bagi Masyarakat Mamuju
Hari Jadi Mamuju bukan hanya momen seremonial, tetapi juga merupakan simbol jati diri, harkat, dan nilai budaya masyarakat Mamuju.
Dalam budaya lokal dikenal pepatah:
"Todiari Teppo Dolu, Parallu Nikilalai Sule Wattu Ia Te’e, Laiyalai Mendiari Peppondonganna Katuoatta’ilalan Era Laittingayoaianna."
Kata-kata tersebut menggambarkan semangat masyarakat untuk terus menjaga dan mewariskan nilai-nilai budaya sebagai fondasi dalam menghadapi masa depan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.