Hari Jadi Mamuju
Inilah Dasar Historis dan Yuridis Tanggal 14 Juli Diperingati Sebagai Hari Jadi Mamuju
Rangkaian kegiatan peringatan biasanya mencakup upacara adat Massossor Manurung (pencucian benda pusaka) serta rapat paripurna DPRD Kabupaten Mamuju.
TRIBUN-SULBAR.COM – Kabupaten Mamuju akan memasuki usia ke-485 tahun pada 14 Juli 2025.
Usia ini menandakan bahwa Mamuju merupakan salah satu wilayah tertua di kawasan Sulawesi Barat.
Hanya 15 tahun menuju empat abad.
Setiap tahunnya, peringatan Hari Jadi Mamuju dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten bersama perangkat adat pada tanggal 14 Juli.
Rangkaian kegiatan peringatan biasanya mencakup upacara adat Massossor Manurung (pencucian benda pusaka) serta rapat paripurna DPRD Kabupaten Mamuju.
Namun, tahukah Anda mengapa tanggal 14 Juli ditetapkan sebagai Hari Jadi Mamuju?
Penetapan ini ternyata memiliki dasar historis dan yuridis yang kuat.
Sejarah Penetapan 14 Juli sebagai Hari Jadi Mamuju
Penetapan tanggal 14 Juli sebagai Hari Jadi Mamuju mengacu pada hasil seminar sejarah yang digelar oleh tokoh masyarakat, budayawan, dan akademisi.
Seminar ini menyepakati bahwa tahun 1540 menjadi tahun berdirinya Kerajaan Mamuju, hasil peleburan tiga kerajaan besar: Kurri-Kurri, Langgamonar, dan Managallang.
Kesepakatan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Bupati Mamuju kala itu dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).
Setelah melalui pembahasan dan rapat dengar pendapat bersama DPRD dan tokoh sejarah, akhirnya Ranperda tersebut disahkan menjadi Perda Kabupaten Mamuju Nomor 05 Tahun 1999 dalam sidang paripurna pada 9 Agustus 1999.
Perda ini diundangkan pada 10 Agustus 1999 dan dimuat dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Tahun 1999 Nomor 14.
Mengapa Bukan Tanggal 4 Juli 1959?
Dalam penjelasan Perda, disebutkan bahwa secara yuridis formal, Hari Jadi Mamuju sebenarnya bisa saja ditetapkan pada 4 Juli 1959.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.