RSUD Sulbar Tolak Pasien

Pasien Ditolak dan Meninggal, Gubernur SDK Tegas Segera Lakukan Ini hingga Harus Minta Maaf

Kejadian ini mendapatkan perhatian publik Sulbar dan menyayangkan aksi RSUD Sulbar menolak pasien dalam kondisi kritis tersebut.

Editor: Munawwarah Ahmad
Pemprov Sulbar
RSUD SULBAR TOLAK PASIEN - Gubernur Sulbar, Suhardi Duka meminta maaf ke publik atas kejadian RSUD RSulbar tolak pasien hingga meninggal dunia. SDK segera mengambil langkah tegas atas kondisi ini. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Kejadian tidak mengenakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) regional Sulawesi Barat (Sulbar) di Jl RE Martadinata, Simboro, Kabupaten Mamuju, Selasa (23/4/2025).

Salah satu pasien kecelakaan ditolak pihak rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia. 

Baca juga: Dokter RSUD Sulbar Riyana Sebut Korban Lakalantas Masih Sadar Saat di IGD, Disarankan ke RS Lain

Baca juga: Profil Kasi Haji Kemenag Mateng Ramli Usman Pernah Jadi Pimpinan Yayasan dan Kepala Madrasah 

Pihak RSUD Sulbar menolak dengan meminta pasien tersebut mencari rumah sakit lain untuk segera mendapat penanganan karena situasi rumah sakit yang dalam pembelaannya penuh, tidak ada bed untuk penanganan medis. 

Kejadian ini mendapatkan perhatian publik Sulbar dan menyayangkan aksi RSUD Sulbar menolak pasien dalam kondisi kritis tersebut.

Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK), akhirnya yang mengetahui kabar ini segera menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat atas insiden tersebut yang dinilainya sangat mengecewakan.

"Saya gubernur mohon maaf atas kejadian ini, yang tidak mengenakkan dan menyesakkan kita. Saya menyesalinya dan akan mengevaluasi seluruh pejabat yang ada di RSUD Sulbar, termasuk SOP-nya," kata SDK saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (22/4/2025).

Ia menegaskan bahwa kejadian semacam ini tidak seharusnya terjadi di institusi pelayanan publik.

Terlebih lagi di rumah sakit yang menjadi garda terdepan dalam penyelamatan nyawa.

SDK juga mengungkapkan bahwa dirinya bersama Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga, sebenarnya telah memiliki niat untuk segera melakukan penataan pejabat di lingkungan RSUD. 

Namun, langkah tersebut masih terkendala aturan birokrasi yang ketat.

"Tapi karena aturan yang ketat tentang mutasi dan lain-lain. Yah, kita tunggu dan ikuti aturannya," tambahnya.

Gubernur berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen RSUD Sulbar guna mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga, juga angkat suara.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Sulbar, Selasa (22/4/2025), Salim menegaskan telah menegur pihak rumah sakit terkait kejadian tersebut.

"Saya tadi telfon, katanya sedang rapat. Saya sampaikan juga lain kali kalau tahu ada pendarahan hebat masih ada waktu untuk dirawat, rawat saja dulu sebentar, pendarahannya bisa dihentikan baru dirujuk ke RS lain, kasihan," ujarnya.

Salim mengungkapkan bahwa IGD dalam kondisi penuh saat kejadian. 

Beberapa pasien bahkan dirawat di kursi roda karena keterbatasan tempat.

 
"Saya juga sudah beritahu tadi, saya bilang upayakan semaksimal mungkin ke depan. Kalau memang selama ini pengalaman bahwa UGD itu ruangannya terbatas, difikirkan bagaimana mengembangkan supaya tidak lagi terjadi kasus-kasus seperti ini. Kenapa bisa seperti itu katanya di ruang IGD itu penuh sampai ada yang dirawat di kursi roda karena tempatnya itu sudah tidak ada," jelasnya.

Ia menyebut, insiden ini menjadi pukulan telak bagi pelayanan kesehatan di Sulbar.

"Kita juga menyesal, terus terang saja ini pukulan untuk kita karena kita tidak bisa ikut tingkat alasan nyawa masyarakat kita pertaruhkan hanya karena alasan UGD sudah penuh, kalau saya ya. Tidak boleh seperti itu, itu nyawa orang dan itu yang kita utamakan," katanya.

Salim berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Dan mudah-mudahan ke depan bisa dilakukan perbaikan, penanganan, tidak boleh lagi ada," sambungnya.

Soal evaluasi terhadap RSUD, ia memastikan hal itu sedang berjalan.

"Pasti. Mereka juga sementara rapat evaluasi atas kejadian itu. Tapi saya sudah kasi petunjuk, ini yang terakhir. Saya tidak mau dengar lagi yang kedua kali," tegasnya.

Ditanya soal nasib pimpinan RSUD Sulbar, ia mengatakan telah berkoordinasi langsung dengan Gubernur Sulbar.

"Tadi saya sudah ketemu dengan gubernur dan saya sampaikan harus ada tindakan tegas. Tunggu saja beberapa hari ke depan," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Hendra (40), warga Kabupaten Polewali Mandar, meninggal dunia setelah menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Salupangi, Kelurahan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (21/4/2025).

Hendra dilarikan ke RSUD Sulawesi Barat (Sulbar) dalam kondisi kritis menggunakan mobil pickup sekitar pukul 17.21 WITA. 

Namun, setibanya di rumah sakit, korban disebut ditolak masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Menurut keterangan kerabat korban, Aco, penolakan itu disebabkan oleh penuhnya kapasitas ruang IGD.

"Sesampainya di rumah sakit, dengan alasan tidak ada tempat tidur, pihak rumah sakit menolak merawat pasien. Katanya ruang IGD penuh, bahkan ada pasien yang masih harus dirawat di kursi roda," ujar Aco kepada Tribun-Sulbar.com melalui WhatsApp pada Selasa (22/4/2025).

Setelah ditolak, Hendra kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Mamuju. 

Namun nahas, nyawanya tak tertolong.

"Iya, meninggal di RS Bhayangkara. Kami sangat menyayangkan karena saat di RSUD Sulbar dia masih sadar. Sebenarnya korban masih bisa diselamatkan kalau langsung diterima di IGD," imbuhnya.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved