RSUD Sulbar Tolak Pasien

Dokter RSUD Sulbar Riyana Sebut Korban Lakalantas Masih Sadar Saat di IGD, Disarankan ke RS Lain

Riyana mengatakan, bahwa setelah melihat kondisi pasien, ia langsung mengecek Glasgow Coma Scale Skala (GCS) dan kesadarannya masih penuh.

|
Editor: Ilham Mulyawan
Andika Firdaus
Konferensi pers di RSUD Regional Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (22/4/2025).. Dokter jaga Riyana mengatakan pihkanya meminta maaf 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Dokter IGD RSUD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dr Riyana memberi klarifikasi terkait kasus meninggalnya korban kecelakaan di Mamuju, Sulawesi Barat bernama Hendra (40) pada Senin (21/4/2025). 

Hendra sebelumnya meregang nyawa, diduga kehabisan darah karena tak mendapat penanganan medis di RSUD Sulbar.

Korban kecelakaan ditolak pihak RSUD Sulbar, dengan alasan IGD penuh ditambah bed atau tempat tidur pasien juga penuh, sehingga korban disarankan untuk dibawa ke rumah sakit lain.

Sayangnya, nyawa Hendra tak tertolong meski ia sempat dibawa ke RS Bhayangkara Mamuju.

Dokter Riyana dihadirkan oleh manajemen RSUD Sulbar saat keterangan pers pada Selasa (22/4/2025).

Baca juga: Klarifikasi RSUD Sulbar Tolak Pasien hingga Meninggal, Kapasitas hingga Jumlah Perawat

Baca juga: Kesaksian Rekan Korban yang Ditolak RSUD Sulbar : Jangan Sampai Mati di Jalan

Dalam konferensi Pers, Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat, dr. Hj. Marintani Erna Dochri menghadirkan seluruh pihak yang berada di pelayanan saat pasien tersebut tiba.

Dokter IGD RSUD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang menangani korban dr Riyana mengatakan, bahwa korban tersebut datang sekira pukul 17.08 WITA dengan menggunakan mobil pick up.

"Jadi waktu itu perawat langsung keluar mengecek pasien (Korban) yang datang di IGD, setelah melihat ia langsung kembali masuk memanggil saya untuk melihat pasien, kemudian saya keluar melihat dan ada dua pasien di atas mobil pick up," ujar Riyana saat konferensi pers Kantor RSUD Regional Mamuju, Selasa (22/4/2025).

Riyana mengatakan, bahwa setelah melihat kondisi pasien, ia langsung mengecek Glasgow Coma Scale Skala (GCS) dan kesadarannya masih penuh.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa situasi saat itu ada 31 pasien dan ada 4 perawat serta 1 dokter.

"Pada saat itu juga perawat lain sementara melakukan tindakan ke pasien lain, dan kami juga mengecek GCSnya 15 serta masih dalam kesadaran penuh maka untuk mempercepat proses penanganannya saya menyampaikan kepada rekannya untuk mengarahkan ke rumah sakit terdekat," ujarnya.

Riyana mengatakan, kondisi IGD saat itu mengalami over kapasitas, sehingga ia menyarankan pasien datang agar bisa ke rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan pelayanan.

"Sebelum mengarahkan korban, saya meminta maaf kepada korban dan rekannya yang mengantar," ujarnya.

Riyana mengatakan, ia ingin melakukan penindakan penanganan.

"Tapi untuk pelayanan lokasinya harus steril, kami takutkan nanti ada infeksi karena melakukan penanganan dilokasi yang tidak memungkinkan,"ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved