HMI Majene Demo Stikes BBM

Pemilik Warung Kecewa Demo HMI Ricuh di Stikes BBM Majene: Usaha Terganggu, Jalan Macet!

Beberapa warga mengaku sulit beraktivitas karena akses jalan yang macet, bahkan ada yang terlambat berbuka puasa akibat kemacetan

|
Penulis: Anwar Wahab | Editor: Ilham Mulyawan
Anwar Wahab/Tribun-Sulbar.com
DEMO HMI MAJENE RICUH - Suasana saat massa aksi, HMI memaksa masuk di pekarangan Stikes BBM Majene, tapi dihalau oleh mahasiswa, Rabu (12/3/2025), aksi ini sebabkan kericuhan lantaran bendera HMI dirobek. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Aksi demonstrasi yang berujung bentrok di Kampus Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) tak hanya berdampak pada mahasiswa, tetapi juga merugikan warga sekitar.

Beberapa di antaranya mengaku kecewa dan merasa menjadi korban akibat kericuhan yang terjadi.

Salah satu pemilik warung inisial R di sekitar kampus Stikes BBM mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak terlalu mempermasalahkan aksi unjuk rasa.

Namun, saat demo jilid II berlangsung dengan lebih anarkis, ia merasa sangat dirugikan karena selain kemacetan, aksi pembakaran ban juga sangat membuatnya kecewa. 

"Saya tidak masalah kalau mereka mau demo, tapi kalau sudah anarkis, itu sudah di luar batas. Kami juga jadi korban. Usaha terganggu, jalanan macet, bahkan warga pun kena imbas," ujarnya dengan nada kecewa saat ditemui Tribun Sulbar.com di tempat usahanya, Minggu (16/3/2025). 

Menurutnya kericuhan demo tidak hanya mengganggu mahasiswa, tetapi juga masyarakat sekitar. 

Beberapa warga mengaku sulit beraktivitas karena akses jalan yang macet, bahkan ada yang terlambat berbuka puasa akibat kemacetan yang ditimbulkan oleh aksi massa.

Baca juga: Alami Trauma Kekerasan, Mahasiswi STIKES BBM Majene Korban Pemukulan Aksi Demo Pulang Kampung

Baca juga: Negara Berhemat dengan Efisiensi Anggaran Potensi Memangkas Kualitas Pendidikan

"Di demo pertama saya masih bisa menoleransi, bahkan sempat meminta agar mereka tidak membakar ban di depan warung saya. Tapi di demo kedua, keadaan semakin ricuh, dan warga pun jadi sasaran," Lanjutnya. 

Dari hal itu warga berharap kejadian ini bisa menjadi pembelajaran, bahwa menyampaikan aspirasi adalah hak setiap orang, tetapi harus dilakukan dengan damai tanpa merugikan orang lain.

"Silakan demo, tapi jangan anarkis. Jangan sampai orang yang tidak tahu-menahu ikut terdampak. Kami cuma warga biasa yang ingin beraktivitas dengan tenang," pintanya.

Alami Trauma

Korban kekerasan aksi demonstrasi HMI Majene yang berujung bentrok di Kampus Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) mengalami trauma.

Ery, seorang mahasiswi yang menjadi korban kekerasan demo itu mengaku syok setelah mengalami pemukulan saat bentrokan terjadi. 

Baginya, kejadian ini sangat membekas, apalagi dia merasa seumur hidupnya baru kali ini ia mengalami kekerasan fisik dari seorang laki-laki.

"Saya pulang kampung, Kak, karena masih ada rasa trauma sampai saat ini. Seumur hidup, baru kali ini saya dipukul sama laki-laki," ungkap Ery saat dihubungi Tribun Sulbar.com via WhatsApp, Minggu (16/3/2025).

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved