Uang Palsu

Tersangka Uang Palsu Andi Ibrahim Pernah Main Film di Kisah Hidup Rektor UIN Makassar Hamdan

Film Melawan Takdir merupakan film adapatasi kehidupan sosok Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis.

|
Editor: Abd Rahman
Tribun Timur
Dosen UIN Alauddin Makassar sekaligus tersangka uang palsu, Andi Ibrahim ternyata adalah pemeran pembantu dari Film Melawan Takdir 2018 lalu. Film Melawan Takdir adalah sebuah film adaptasi kehidupan dari Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Kepala Perpustakaan Kampus UIN Alauddin Makassar sekaligus tersangka kasus uang palsu, Andi Ibrahim ternyata salah satu pemeran pembantu dalam di Film Melawan Takdi 2018 lalu.

Film Melawan Takdir merupakan film adapatasi kehidupan sosok Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis.

Film diputar sebelum Hamdan Juhanis menjadi rektor UIN Alauddin Makassar 2018 silam.

“Berperan sebagai pembantu wakil rektor saat scene wisuda Hamdan,” ujar Produser Film Melawan Takdir, Quarisy Mathar, Sabtu (28/12/2024) dikutip dari Tribun-Timur.com.

Dalam film tersebut menceritakan sosok Hamdan yang lahir dari keluarga miskin di Desa Mallari.

Ayah Hamdan meninggal dunia sejak ia masih kecil, Kehilangan suami membuat Madinah, ibu Hamdan, memiliki tanggung jawab besar terhadap keempat anaknya. 

Ibu Hamdan yang buta huruf latin menjadi tulang punggung keluarga dengan menjual sarung hasil tenunannya. 

Dari hasil itu Hamdan bisa bersekolah hingga ke perguruan tinggi

Baca juga: Ancam Kerusakan Lingkungan, Warga Karossa Usir Paksa Kapal Tambang Pasir di Pesisir Laut

Baca juga: Sabet Puluhan Medali, Manakarra Swimming Club Turunkan Atlet Pemula di Event Fun Swimming 2024

Guru Besar Sosiologi ini melanjutkan S2 di Kanada dan S3 di Australia dari beasiswa yang ia dapatkan. 

Hamdan mendapatkan gelar profesor termuda di masanya.

Hamdan melantik Andi Ibrahim sebagai kepala perpustakaan tahun 2023 lalu. 

Sehabis tersangka, Hamdan pun memberhentikan Andi Ibrahim sebagai kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 

Adapun hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers bersama dengan jajaran Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).

"Kami mengambil langkah setelah ini jelas, kedua oknum yang terlibat dari kampus kami langsung kami berhentikan dengan tidak hormat," katanya.

Hamdan juga menyebut dirinya malu karena ada pegawai dari kampus yang ia pimpin terlibat dalam kasus peredaran uang palsu.

Dia pun mendukung segala proses hukum yang dilakukan oleh kepolisian untuk mengusut kasus ini hingga ke akarnya.

"Saya hadir di sini selaku Rektor UIN Alauddin sebagai bukti nyata dukungan kami kepada polisi untuk mengungkap kasus ini sampai ke akar-akarnya."

Dari hasil itu Hamdan bisa bersekolah hingga ke perguruan tinggi

Guru Besar Sosiologi ini melanjutkan S2 di Kanada dan S3 di Australia dari beasiswa yang ia dapatkan. 

Hamdan mendapatkan gelar profesor termuda di masanya.

Hamdan melantik Andi Ibrahim sebagai kepala perpustakaan tahun 2023 lalu. 

Sehabis tersangka, Hamdan pun memberhentikan Andi Ibrahim sebagai kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 

Adapun hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers bersama dengan jajaran Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).

"Kami mengambil langkah setelah ini jelas, kedua oknum yang terlibat dari kampus kami langsung kami berhentikan dengan tidak hormat," katanya.

Hamdan juga menyebut dirinya malu karena ada pegawai dari kampus yang ia pimpin terlibat dalam kasus peredaran uang palsu.

Dia pun mendukung segala proses hukum yang dilakukan oleh kepolisian untuk mengusut kasus ini hingga ke akarnya.

"Saya hadir di sini selaku Rektor UIN Alauddin sebagai bukti nyata dukungan kami kepada polisi untuk mengungkap kasus ini sampai ke akar-akarnya."

"Selaku pimpinan tertinggi di UIN Alauddin, saya marah, saya malu, saya tertampar. Setengah mati kami membangun kampus dan reputasi bersama pimpinan, dengan sekejap dihancurkan," tegasnya.

Cetakan Uang Palsu :

Kepolisian Resort Gowa ( Polres Gowa ) mengungkap pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar, pertengahan Desember 2024. 

Selain mata uang rupiah, kepolisian juga mendapatkan mata uang Dong Vietnam dan mata uang Won Korea Selatan. 

Polisi mengamankan mata Uang Korea sebanyak 1 lembar dengan nilai 5.000 Won.

Selain itu, ada juga mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar sebesar 500 Dong.

Sebelumnya, Polres Gowa mengungkap total uang palsu yang dicetak di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, berkisar Rp 2 miliar.

Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 446 juta berhasil disita dari Kampus II UIN Alauddin.

Rupanya, Andi Ibrahim Cs tak hanya mencetak uang palsu rupiah tapi juga mencetak SBN, sertifikat deposito, dan mata uang palsu beberapa negara lain.

Hal tersebut diungkap Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono didampingi Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak dan perwakilan Bank Indonesia Sulsel saat menggelar konferensi pers terkait kasus uang palsu UIN Alauddin, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/12/2024).

Irjen Yudhiawan Wibisono membongkar barang bukti kasus uang palsu UIN Alauddin mencapai triliunan, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) dan mata uang Korea.

Nama dan Pekerjaan 17 tersangka Kasus Uang Palsu UIN Alauddin Makassar:

Polres Gowa, Sulawesi Selatan telah menetapkan 17 tersangka kasus pembuatan dan peredaran uang palsu.

Dari 17 tersangka itu, bebrapa di antaranya dari Sulawesi Barat.

Ironisnya, dua dari empat pelaku yang ditangkap di Mamuju, Sulawesi Barat itu merupakan Aparatur Sipil Negara.

Mereka adalah Suardi Mappeabang dan Muhammad Manggabarani.

Ke-17 tersangka itu kini mendekam di sel Polres Gowa untuk proses hukum lebih lanjut.

Kasi Humas Polresta Mamuju, Ipda Herman basir mengungkapkan bahwa uang palsu itu diproduksi di Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar lalu dibawa ke Kabupaten Mamuju pada pertengahan November 2024 lalu.

Awal mula uang palsu sampai ke Mamuju karena dibawa oleh salah satu pelaku oknum pegawai honorer UIN Makassar inisial MB (35).

1. Dr Andi Ibrahim (54) dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar warga BTN Minasa Maupa

2. Mubin Nasir bin Muh Nasir (40 ) - Karyawan honorer, warga Bukit Tamarunang, Gowa.

3. Kamarang Dg Ngati bin Dg Nombong (48) - Juru masak, warga Gantarang, Gowa.

4. Irfandy MT, SE bin Muh Tahir (37) - Karyawan swasta, warga Minasa Upa, Makassar.

5. Muhammad Syahruna (52) - Wiraswasta, warga Ujung Pandang Baru, Makassar.

6. John Biliater Panjaitan (68 tahun) - Wiraswasta, warga Mangkura, Makassar.

7. Sattariah alias Ria binti Yado (60) - Ibu rumah tangga, warga Batua, Makassar.

8. Dra Sukmawati (55) - PNS guru, warga Makassar.

9. Andi Khaeruddin (50 tahun) - Pegawai bank, warga Makassar.

10. Ilham (42) - Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

11. Drs Suardi Mappeabang (58) - PNS, warga Simboro, Sulawesi Barat

12. Mas’ud (37) - Wiraswasta, warga Lekopadis, Sulawesi Barat.
13. Satriyady (52) - PNS, warga Binanga, Sulawesi Barat.

14. Sri Wahyudi (35) - Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

15. Muhammad Manggabarani (40 tahun) - PNS, warga Rimuku, Sulawesi Barat

16. Ambo Ala, A.Md (42) - Wiraswasta, warga Batua, Makassar.

17. Rahman (49) - Wiraswasta, warga Simboro, Sulawesi Barat.

 

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved