Berita Sulbar

Marak Konflik Buaya Terkam Manusia di Sulbar, Penyuluh Kehutanan Sebut Gegara Perluasan Pemukiman

Dikatakan, warga telah memperluas wilayah pemukiman mereka, sehingga mengakibatkan interaksi dengan habitat buaya.

Penulis: Lukman Rusdi | Editor: Nurhadi Hasbi
Lukman Rusdi/Tribun-Sulbar.com
Penyuluh Kehutanan Muda Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Rahmi Halmiyah 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Penyuluh Kehutanan Muda Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Rahmi Halmiyah menanggapi maraknya warga diterkam buaya.

Rahmi mengatakan, akses untuk buaya ke daerah pemukiman manusia sudah terbuka, yang berarti buaya dapat dengan mudah memasuki area tersebut.

“Akses buaya sudah terbuka sehingga sudah bisa masuk di pemukiman,” kata Rahmi Halmiyah kepada Tribun-Sulbar.com saat dijumpai di kantornya, Jl Abdul Malik Pattana Endeng Kelurahan Simboro, Mamuju, Sulbar. Selasa (5/11/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS: Lagi, Warga Karossa Mamuju Tengah Tewas Diterkam Buaya di Sungai

Dikatakan, warga telah memperluas wilayah pemukiman mereka, sehingga mengakibatkan interaksi dengan habitat buaya.

“Sepertinya, kita yang memperluas wilayah sendiri sehingga masuk di wilayah mereka (buaya) kita membukakan akses ke tempat kita dari tempat mereka,” jelasnya.

Terkait hal itu, pihaknya telah memberikan papan himbauan di beberapa lokasi.

Meningkatkan kesadaran dan keselamatan masyarakat terhadap potensi bahaya buaya.

“Pemasangan spanduk dilakukan di lokasi rawan atau pernah dilaporkan kemunculan buaya, sebagai upaya pencegahan,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang warga bernama Abd Hamid (60) asal Dusun Sampoang, Desa Lara, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) dikabarkan diterkam buaya.

Kejadian tragis ini dibenarkan Pusdatin BPBD Mateng, Ukky saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com, Selasa (5/11/2024).

Ia menjelaskan, korban berpamitan hendak mandi di Sungai Lara sekitar pukul 18.00 WITA, Senin (4/11/2024).

Keluarga menduga ia akan segera kembali.

Namun, hingga pukul 21.00 WITA, korban tak kunjung pulang, sehingga keluarga mulai khawatir dan memutuskan mencari korban di sekitar lokasi yang biasa ia gunakan untuk mandi.

Kekhawatiran semakin memuncak ketika mereka hanya menemukan sebilah parang milik korban, tanpa adanya tanda-tanda keberadaan korban di sekitar sungai. 

Keluarga segera melaporkan kejadian ini ke BPBD sekitar pukul 21.30 WITA. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved