Opini

Gen Z terjerat Gaya Hidup FOMO, Hasil Sistem Kapitalisme?

Satu sisi kehidupan Generasi Z hari ini juga memprihatinkan karena terjerat dalam gaya hidup Kapitalisme. Sistem kapitalisme ini telah mengubah persep

Editor: Ilham Mulyawan
freepik
Ilustrasi gen z 

Oleh: Sitti Hadijah
Mahasiswi Ph.D ISDEV University Sains Malaysia/Aktivis Dakwah

TRIBUN-SULBAR.COM - Gen Z atau Generasi memang tidak pernah habis untuk senantiasa dibahas, baik dalam forum formal, diskusi lepas, media cetak dan on-line hampir pembahasan mengenai generasi selalu menarik untuk jadi pembahasan. Sehingga begitu banyak referensi dan topik yang menarik mengenai generasi, salah satu yang harus diketahui adalah urutan generasi di golongkan kedalam 7 golongan yaitu: (1) The Builders,(2)Baby Boomers, (3) Generasi X, (4) Generasi Y, (5) Generasi Z, (6) Generasi Alpha, (7) Generasi beta (Didik Maryani,2018). 

Generasi ini diklasifikasikan sesuai dengan tahun lahir dan memiliki karakter masing-masing tergantung dalam kondisi lingkungan pada saat mereka dilahirkan. Khusus untuk generasi Z generasi yang lahir pada tahun (1997-2012) di mana generasi yang lahir pada saat kemajuan teknologi dan internet berkembang dengan pesat. Sehingga generasi ini tumbuh menjadi individu yang lebih cerdas, sukses, dan sehat. 

Dampak jerat hidup kapitalisme

Satu sisi kehidupan Generasi Z hari ini juga memprihatinkan karena terjerat dalam gaya hidup Kapitalisme. Sistem kapitalisme ini telah mengubah persepsi masyarakat mengenai kebebasan total, sehingga hukum agama menjadi tidak relevan. Akibatnya, gaya hidup Gen Z berkembang menjadi gaya hidup yang sepenuhnya bebas, konsumtif, egois, dan hedonistik. Kenikmatan dunia yang bersifat sementara telah diutamakan. 

Salah satu yang paling familiar sekarang adalah FOMO ( Fenomena Fear of Missing Out) 
artinya seseorang tidak ingin merasa tertinggal dari tren yang sedang popular. Contoh yang viral belakang ini adalah boneka Labubu mendapatkan popularitas yang luar biasa setelah debut media sosialnya oleh sensasi K-pop Lisa BLACKPINK. 

Dalam bidang komunikasi, media sosial berfungsi sebagai media dan platform untuk pembentukan dan tampilan identitas, status sosial, dan pengalaman. Gen Z, yang tumbuh pada masa booming media sosial, sering kali merasa tertekan untuk selalu mengikuti berita, cerita, dan konten terkini dari teman dan selebritas. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat membuat mereka merasa terisolasi dan tertinggal, sehingga menyebabkan FOMO.

Selain itu, FOMO juga diperkuat dengan teori perbandingan sosial. Gen Z memiliki kecenderungan untuk membedakan kehidupan mereka di media sosial dengan kehidupan orang lain. Kecemasan akan tertinggal atau keterasingan muncul ketika orang merasa rendah diri terhadap standar yang ditetapkan, baik terkait dengan pengalaman, prestasi, atau daya tarik. 

Pengalaman FOMO diperkuat oleh keterbatasan dalam menyadari bahwa konten media sosial seringkali hanya merupakan gambaran yang dipilih dengan baik. Inilah yang menjadi bukti bahwa generasi muda hari ini dalam cengkaraman sistem kapitalisme dan sangat jauh dari kehidupan yang sesuai dengan aturan islam, sehingga kekhawatiran kita akan nasib bangsa kita kedepannya sangat tinggi. 

Solusi Islam

Selain dari strategi komunikasi yang lebih baik perlu diciptakan sebagai solusinya. Penting juga untuk mengajarkan literasi digital dan media kepada Generasi Z agar mereka dapat menggunakan media sosial sebagai platform konsumsi yang lebih kritis. Mereka harus menyadari bahwa tidak semua yang digambarkan di media benar-benar nyata dan ikatan sosial yang sejati jauh lebih penting dari pada validasi semu di media sosial.

Penting juga untuk mengundang Gen Z untuk berbicara tentang nilai komunikasi yang tulus dan bermakna guna mengurangi dampak buruk FOMO. Membuat orang sadar akan nilai hubungan antarpribadi yang bermakna baik dalam kontak tatap muka maupun virtual dapat membantu mereka mengurangi tekanan untuk menyesuaikan diri dan lebih fokus pada kualitas hubungan mereka dibandingkan dengan kepribadian online mereka.

Selain pendekatan diatas solusi yang paling baik dari sekian banyak pendekatan dari solusi yang diberikan adalah dengan menggunakan konsep Spritualisme, dimana agama senantiasa dijadikan sebagai problem solving atas semua permasalahan yang dihadapi manusia, karena Islam adalah agama yang sempurna dan komprehensif. 

Islam seharusnya menjadi pedoman bagi pendidikan generasi mendatang. Islam memiliki sistem pendidikan berbeda yang terdiri dari aturan administratif berbeda yang berkaitan dengan pendidikan formal serta kumpulan hukum syariah. Iman Islam berfungsi sebagai landasan kurikulum. Hasil pendidikan Islam akan menghasilkan peserta didik yang siap memimpin masa depan, mempunyai iman yang kuat, dan memahami agama (faqih fiddin). 
Pemuda mempunyai potensi strategis; Sejarah juga telah mendokumentasikan masa keemasan kejayaan yang mengiringi tegaknya Islam di segala bidang kehidupan. 

Pertarungan Islam telah diwarnai oleh generasi muda. Memang banyak pemuda pemberani yang menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyebarkan Islam pada masa awal dakwah Nabi. Sepanjang puncak kekuasaan Islam, hal ini berlangsung selama bertahun-tahun.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Perokok Pemula dan Dilema Budaya

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved