Pilkada Mamuju

Pilkada Mamuju 2024: Incumbent Berpotensi Hadapi Kotak Kosong, Politik Makin Dinamis

menurutnya sangat dipengaruhi oleh penilaian masyarakat terhadap kinerja petahana selama menjabat. 

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
Akademisi Universitas Tomakaka Mamuju Ahmad Taufan saat ditemui di salah satu kafe di Mamuju, Senin (12/8/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Menjelang pendaftaran calon bupati dan wakil bupati Mamuju pada Pilkada serentak 2024, suasana politik di Kabupaten Mamuju masih diwarnai ketidakpastian.

Hingga kini, belum ada sosok yang berani menegaskan diri untuk menantang incumbent (petahana), sehingga muncul spekulasi bahwa Pilkada Mamuju kali ini berpotensi diwarnai pertarungan antara incumbent dan kotak kosong.

Baca juga: Warga Mamuju Pertanyakan Peran Pemerintah Soal Kanal di Rimuku Dipenuhi Rumput

Baca juga: Ini Alasan Pemkab Mamuju Tidak Buka Formasi CPNS 2024

Akademisi Universitas Tomakaka Mamuju Ahmad Taufan turut menyoroti situasi ini. 

Dalam wawancaranya pada Senin, 12 Agustus 2024, ia menyampaikan pandangannya bahwa potensi incumbent melawan kotak kosong masih sangat terbuka.

"Politik itu dinamis. Melihat situasi saat ini, ada kemungkinan incumbent melawan kotak kosong, karena penantang potensial seperti Irwan Pababari belum menunjukkan tanda-tanda akan maju," ujarnya.

Lebih lanjut, Ahmad Taufan mengingatkan bahwa kehadiran penantang dalam Pilkada kali ini bisa saja mengulang hasil Pilkada 2020, di mana penantang berhasil meraih kemenangan.

Hal ini, menurutnya, sangat dipengaruhi oleh penilaian masyarakat terhadap kinerja petahana selama menjabat. 

"Kemenangan penantang pada Pilkada 2020 menjadi bukti bahwa masyarakat Mamuju sangat mempertimbangkan realisasi janji-janji politik saat memilih pemimpin," tambahnya.

Ahmad Taufan juga menggarisbawahi bahwa masyarakat Mamuju kini semakin cerdas dalam memilih pemimpin. Mereka sudah paham mana figur yang mampu membawa perubahan signifikan, terutama dalam mengatasi masalah kemiskinan dan infrastruktur di daerah.

"Masyarakat sekarang lebih kritis, mereka tahu mana pemimpin yang bisa mengangkat mereka dari masalah-masalah dasar seperti infrastruktur dan kemiskinan," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya pemerataan pembangunan di seluruh sektor, termasuk infrastruktur dan ekonomi.

Menurutnya, fenomena semakin banyaknya pengemis di jalanan merupakan cerminan dari ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah sosial.

"Pemerataan pembangunan sangat penting. Fenomena banyaknya orang yang meminta-minta di pinggir jalan adalah potret buruk yang harus diatasi oleh pemerintah ke depan," ujar Ahmad Taufan.

Dalam konteks Pilkada 2024, Ahmad Taufan menilai bahwa laju pembangunan daerah sangat bergantung pada kemampuan kepemimpinan bupati terpilih untuk periode 2024-2029.

Apalagi, Mamuju digadang-gadang menjadi daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), sehingga dibutuhkan pemimpin yang benar-benar kompeten. "Persaingan akan ketat jika ada penantang. Suara yang diperoleh pemenang bisa saja tipis," katanya.

Salah satu faktor penentu kemenangan, menurut Ahmad Taufan, adalah pemilihan calon wakil yang tepat oleh incumbent.

"Pemilihan pendamping yang salah bisa menjadi bumerang bagi incumbent," tutupnya.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved