Berita Sulbar

Penyebab Imunisasi Polio Anak 0-7 Tahun di Sulbar Baru 52,0 Persen

Rendahnya capaian ini disebabkan oleh maraknya informasi hoaks terkait vaksinasi polio yang membuat banyak orangtua ragu.

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Suandi/Tribun-Sulbar.com
Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, Asran Masdy saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Dinkes Sulbar, Kompleks Perkantoran Gubernur Sulbar, Jl Abdul Malik Pettanna Endeng, Rangas, Mamuju, Rabu (3/1/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Capaian imunisasi polio dosis pertama di Sulawesi Barat (Sulbar) per Minggu, 28 Juli, masih rendah dengan persentase 52,0 persen atau setara 118.445 anak.

Dengan tersisa lima hari, Dinas Kesehatan Sulbar terus berupaya mengejar target vaksinasi.

Rendahnya capaian ini disebabkan oleh maraknya informasi hoaks terkait vaksinasi polio yang membuat banyak orangtua ragu.

Baca juga: Dalih Personel Kurang Sebabkan Antrean Panjang, Petugas SPBU di Pasangkayu Minta Jangan Sebar Isu

Baca juga: Habiskan hingga 5 Miliar, Japkepda Minta Kejari Usut Dugaan Korupsi Anggaran di DPPKB Majene

Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, drg Asran, menyatakan bahwa vaksin polio ditujukan untuk anak usia 0-7 tahun guna memberantas polio secara permanen.

Vaksin ini membantu mencegah penyebaran virus polio dan memperkuat kekebalan tubuh anak.

"Masih ada beberapa orangtua yang tidak mau membawa anaknya ke Pos PIN Polio untuk mendapatkan imunisasi karena hoaks yang beredar di media sosial. Namun, insya Allah, kita optimis target dosis pertama bisa tercapai dalam enam hari ini," ujar drg Asran saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Senin (29/7/2024).

Di Sulbar, ratusan titik disiapkan sebagai pusat imunisasi, termasuk di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM), Posyandu, Pustu, dan sekolah-sekolah.

"Setiap pos sudah kita tentukan, dan kita bekerja sama dengan dinas pendidikan," tambah drg Asran.

drg Asran mengimbau kepada orangtua agar tidak mempercayai informasi hoaks yang beredar.

Menurutnya, vaksin polio tidak menyebabkan kematian dan keamanannya telah dikaji oleh Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) serta telah digunakan di 13 negara.

"Kemenkes RI telah mendapatkan rekomendasi penggunaan vaksin dari KIN (Komite Imunisasi Nasional), Komite Ahli Surveilans PD3I, WHO, dan Unicef untuk merespon KLB Polio Tipe 2 di Indonesia," jelasnya.

WHO telah mengkategorikan Indonesia sebagai wilayah berisiko tinggi penularan polio, dengan 32 provinsi dan 399 kabupaten yang masuk kategori ini.

Sejak 2022, terdapat 12 kasus kelumpuhan di 8 provinsi di Indonesia.

drg Asran menekankan bahwa imunisasi menjadi langkah preventif untuk mencegah penyebaran dan dampak buruk polio.

"KLB Polio menandakan perlunya pemberian imunisasi tetes tambahan Polio secara massal dan serentak, untuk melindungi anak-anak dari virus Polio," pungkasnya.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved