Berita Polman

PILU Bocah di Tinambung Polman, Perut Makin Membesar Akibat Ginjal Bocor, Butuh Uluran Tangan

Athala merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri Bahtiar (43) dan Reski Amalia (36).

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Didi
Athala Dwi Putra (6), seorang bocah di Desa Tangnga-Tangnga, Kecamatan Tinambung, Polman, hidup dalam kondisi memprihatinkan lantaran perutnya terus membesar akibat ginjar bocor. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Pilu, Athala Dwi Putra (6) seorang bocah di Desa Tangnga-Tangnga, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Athala menderita ginjal bocor membuat perutnya makin hari makin membesar.

Meski masih berusia belia, dia berusaha tetap tegar dengan kondisinya saat ini.

Kondisi itu diderita Athala sejak masih berusia dua tahun, untuk beraktivitas sehari-hari, bocah ini kesulitan.

Selama empat tahun terakhir menjalani aktivitas di rumah dengan kondisi perut terus membesar.

Athala merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri Bahtiar (43) dan Reski Amalia (36).

"Langsung bengkak mukanya, dikira gemuk karena lahirnya memang kecil, kita sempat merasa bersyukur apalagi sering banyak makan," terang sang ibu, Reski kepada wartawan.

Namun seiring berjalannya waktu, keluarga mulai curiga, lantaran perutnya terus membesar.

Athala lalu dibawa ke rumah sakit untuk memastikan kondisinya, setelah diperiksa, ia diagnosa kebocoran ginjal.

"Hanya dalam waktu seminggu berubah sekali badannya, jadi curiga, saya bawa ke dokter, setelah diperiksa katanya ginjalnya bocor," lanjutnya.

Dia mengatakan Athala hanya dapat terbaring lemah karena merasakan sakit, apalagi saat batuk.

Bahkan, Athala juga sudah kesulitan beraktifitas layaknya anak seumuran karena kerap merasakan sesak nafas.

Reski mengatakan, dirinya sempat bolak balik memeriksakan kondisi Athala ke RS Wahidin Sudirohusodo di Makassar.

Berharap bisa segera sembuh, namun malang, hingga saat ini kondisi Athala tidak kunjung membaik.

"Sempat dibawa ke Makassar berulang kali, tiap bulan dan dikasih obat, tetapi tidak ada perubahan, terakhir ke Makassar tahun lalu," ungkapnya.

Meski begitu, Reski tidak menyerah untuk memulihkan kondisi Athala.

Selain mengandalkan pengobatan medis, Reski juga mencoba dengan obat herbal.

Reski mengaku jika dokter menyarankan agar dilakukan kemoterapi terhadap Athala.

Namun Reski dan keluarnya belum mengambil keputusan karena merasa takut.

"Ada obat herbal, kumis kucing, ada juga obat herbal dibeli seharga Rp 350 ribu rupiah per botol, sempat dianjurkan kemo, cuman saya takut," ungkap Reski.

Saat ini dirinya kesulitan membiayai pengobatan Athala jika harus kembali melanjutkan pengobatan di Makassar.

Menurutnya, seluruh barang berharga miliknya telah habis terjual untuk menyembuhkan Athala.

Suaminya bekerja bawa mobil cicilan, selalu telat bayar cicilan karena harus jaga anak yang sakit.

"Sementara saya hanya guru paud dengan status honorer, barang berharga sudah habis terjual," pungkas Reski, berharap ada perhatian agar Athala bisa segera sembuh.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved