Opini

Menyikapi Pesta Demokrasi Penuh Intrik dan Gimik dengan Kacamata Moderasi

Selamat berkontestasi bagi yang terlibat di dalamnya, dan selamat menikmati tontonan tanpa anarkis bagi kita yang berada di luar ring pertarungan.

Editor: Nurhadi Hasbi
dok Muh Yusrang
Muh Yusrang, S.H (Nomine Penyuluh Agama Islam Award Nasional 2023) 

Penulis: Muh Yusrang, S.H (Nomine Penyuluh Agama Islam Award Nasional 2023)

Kurang lebih dua pekan ke depan masyarakat akan dihadapkan pada kondisi di mana mereka wajib memilih sosok yang akan memimpin mereka lima tahun ke depan. Sosok yang dianggap memperjuangkan dan kesejahteraan rakyat.

Jika kita coba mundur beberapa bulan ke belakang. Debat para calon pemimpin yang telah diselenggaran selama kurang lebih empat kali, setidaknya bisa menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan.

Namun selama kurung waktu tersebut, bukan hanya debat calon pemimpin yang menyita perhatian melainkan debat para pendukung di balik gelanggang juga sangat sengit.

Para pendukung masing-masing mencari penguat argumentasi untuk menjelaskan gimik dan intrik yang dibuat dukungannya.

Lebih jauh lagi, debat merambah ke media sosial hingga group-group WhatsApp.

Debat di media sosial pun tak kalah sengitnya bahkan saking sengitnya debat di media sosial khususnya di platform X (Twitter) pertarungan narasi sangat cepat terbangun.

Potongan video, meme dan sebagainya bertebaran, tak sedikit mengandung unsur disinformasi.

Jengah, Iya. Tapi faktanya seperti itulah dunia maya kita saat ini. Lantas, bagaimana kita menyikapi kontestasi pesta demokrasi kali ini agar tidak menciptakan keretakan di tengah menguatnya persaingan.

Maka, sebagai masyarakat yang santun dan menjunjung tinggi adab serta persaudaraan yang kuat. Tentunya kita harus menyikapinya secara berimbang.

Kita wajib moderat dalam menyikapi perbedaan agar tidak mudah terpolarisasi.

Konsep moderat itu bisa kita lihat dari Pilar yang terdapat dalam moderasi.

Komitmen Kebangsaan atau Cinta Tanah Air

Sebagai sebuah Bangsa, tentunya dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai warga negara, salah satu nilai yang perlu dipegang yaitu bagaimana komitmen kita terhadap nilai-nilai kebangsaan atau cinta terhadap tanah air.

Artinya, segala perbedaan yang telah terbangun sebagai sebuah keniscayaan, tidak kemudian memperlebar keretakan melainkan tetap bersama-sama berjuang demi terwujudnya kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh masyarakat indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved