DBD Sulbar

Kasus DBD Polman Tertinggi se-Sulbar, Ridwan Sebut Selain sampah Kepadatan Penduduk Juga Penyebab

Selain faktor lingkungan lanjut Ridwan, walau lingkungan tempat tinggal bersih, namun bukan berarti bebas dari DBD

Editor: Ilham Mulyawan
Dok Ridwan Alimuddin
Praktisi Maritim Sulawesi Barat, Ridwan Alimuddin 

 


TRIBUN-SULBAR.COM - Kasus Demam Beredarah (DBD) di Sulawesi Barat naik di 2023.

Selama periode Januari hingga Juni 2023, kasus DBD di Sulbar sebanyak 397 kasus tersebar di semua kabupaten.

Rinciannya terbanyak dari Polman sebanyak 139 kasus, disusul Kabupaten Mamuju di tempat kedua dengan 114 kasus (1 meninggal), lalu Kabupaten Mamuju Tengah 64 kasus, Kabupaten Pasangkayu 60 kasus, Kabupaten Majene 18 kasus (2 meninggal)dan terakhir Kabupaten Mamasa 2 kasus.

Pemerhati lingkungan, Ridwan Alimuddin menilai memang kasus DBD sangat erat kaitannya dengan sampah.

Baca juga: Kasus DBD Sulbar Capai 397 Kasus Januari - Juni 2023 Terbanyak di Polman, Sampah Penyebab Utama?

Baca juga: Sampah Lama Tak Diangkut Sebabkan DBD, Polman Tertinggi Kasus DBD di Sulbar

Terkhusus di Polman, yang memang selama ini masih belum lepas dari persoalan sampah karena belum punya Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Ridwa menyebutkan, sampah yang paling berpengaruh adalah sampah yang membuat genangan, yang bisa dijadikan nyamuk pembawa virus Aedes aegypti dan Aedes albopictus menempatkan telurnya.

Misalnya ban bekas dan kaleng-kaleng.

"Sehingga harus kita cari tahu dulu, lokasi warga terjangkit DBD tinggal, apakah di situ memang ada tumpukan sampah yang ada genangannya," ujar Ridwan.

Namun bisa juga karena saluran air, seperti selokan yang tak mengalir karena buntu. Buntu bisa saja disebabkan oleh sampah.

Selain faktor lingkungan lanjut Ridwan, walau lingkungan tempat tinggal bersih, namun bukan berarti bebas dari DBD.

Bisa terjadi karena tingginya mobilitas manusia dan padatnya populasi.

"Misalnya orang luar yang datang membawa virus. Ketika dia digigit nyamuk vektor, dia bisa menularkan ke pihak lain," tambahnya.

Sembari menambahkan, dibandingkan daerah lain, mobilitas manusia dan padatnya populasi di Kabupaten Polman dan Mamuju memang relatif lebih tinggi potensi kasus DBD nya.

Faktor lingkungan tidak sehat penyebab DBD juga dibenarkan Sekretaris Dinas Kesehatan Sulbar dr Darmawiyah.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved