DBD Sulbar

Kasus DBD Melonjak di Sulbar, 2 Orang Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar mencatat, hingga Juni 2024, jumlah kasus DBD mencapai 1.313 kasus.

|
Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Abd Rahman
Fogging di Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (6/6/2023) 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) terus meningkat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar mencatat, hingga Juni 2024, jumlah kasus DBD mencapai 1.313 kasus.

Baca juga: Baznas Polman Salurkan 525 Paket Sembako untuk Anak Yatim

Baca juga: 44 Pengendara di Mamuju Ditilang Hari Ke-3 Operasi Marano Rata-rata Tidak Pakai Helm

Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr Asran Masdi, mengungkapkan, dari jumlah tersebut, dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

"Data ini kami kumpulkan dari Januari hingga Juni 2024. Kasus kematian karena DBD terjadi di Polewali Mandar dan Majene," ujar Asran kepada Tribun-Sulbar.com melalui pesan WhatsApp pada Rabu (17/7/2024).

Asran menjelaskan, peningkatan kasus DBD terutama terjadi pada bulan Mei dan Juni di Polewali Mandar.

Puskesmas yang mencatat peningkatan kasus tersebut antara lain Pekkabata, Katumbangan, dan Campalagian.

Menanggapi situasi ini, Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, telah menginstruksikan Dinkes untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan.

"Saya sudah mengingatkan sejak awal musim hujan. Saya tegaskan lagi, Dinkes, BPBD, dan masyarakat harus membersihkan sampah serta jentik-jentik nyamuk di sekitarnya," kata Bahtiar.

Bahtiar juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Kita harus bersama-sama menjaga lingkungan tetap bersih, terutama di musim hujan seperti ini," tegasnya.

Langkah-langkah pencegahan dan penanganan DBD ini dinilai penting untuk menekan angka penyebaran penyakit.

Pihak Dinkes dan BPBD diharapkan dapat bekerja sama dengan masyarakat dalam menggalakkan gerakan bersih lingkungan.

Selain membersihkan sampah, masyarakat juga diimbau untuk menguras dan menutup tempat penampungan air secara rutin guna memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD.

Kondisi lingkungan yang bersih dan sehat diharapkan dapat menekan angka penyebaran DBD di Sulbar. Edukasi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan pun terus digalakkan oleh pemerintah daerah.

Bahtiar berharap, dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, jumlah kasus DBD di Sulbar bisa segera menurun.

"Mari kita jaga kesehatan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari DBD," tutup Bahtiar.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved