DBD Sulbar

Sampah Lama Tak Diangkut Sebabkan DBD, Polman Tertinggi Kasus DBD di Sulbar

Tercatat selama periode Januari hingga Juni 2022 kasus DBD Sulbar sebanyak 397 kasus tersebar di semua kabupaten.

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
Ilustrasi - Sampah kembali menggunung di Kompleks Pasar Pekkabata, Jl Muhammad Yamin, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman, Sulbar, Kamis (12/1/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Faktor lingkungan tidak sehat salah satu penyebab tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Polman di antara semua kabupaten di Sulbar.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan Sulbar dr Darmawiyah, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/7/2023).

Menurutnya, lingkungan tidak sehat adalah lingkungan yang kondisinya kotor dan tercemar bisa menyebabkan dampak buruk bagi orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

Penyebabnya bisa karena sampah berserakan dan lama tidak diangkut petugas

"Saya lihat banyak terjadi di perkotaan yang padat penduduk. Seperti di Polman daerah Wonomulyo, begitupun Majene banyak di perkotaan," kata dr Darmawiyah.

Apalagi, penularannya sangat cepat jika terdapat satu kasus di daerah tersebut.

Sehingga perlu penanganan cepat kasus DBD tersebut.

"Lingkungan tidak sehat salah satu penyebab terjadi DBD," ungkapnya.

Sebelumnya, disampaikan juga Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Barat mengalami peningkatan tahun 2022.

Tercatat selama periode Januari hingga Juni 2022 kasus DBD Sulbar sebanyak 397 kasus tersebar di semua kabupaten.

"Kalau dilihat trendnya ada peningkatan terus kasusnya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Sulbar dr Darmawiyah, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/7/2023).

Dia membeberkan bahwa dari 397 kasus ada tiga yang meninggal yakni di Mamuju satu orang dan Majene dua orang.

DBD ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti.

"Ada penanganan tersendiri beda dengan penyakit lainnya," kata dr Darmawiyah.

Saat ini, dibagi tiga kelompok besar dalam penanganan kasus DBD ini.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved