Opini

Kerusakan Lingkungan Buah Kerakusan Pengelolaan SDA Oleh Asing

Tak heran, begitu banyak orang asing tertarik untuk megunjungi negara yang dikatakan sebagai surga dunia ini.

Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
Rumah warga di Lingkungan Binuang Satu, Kelurahan Ammasangan, Kecamatan Binuang terendam banjir akibat luapan air sungai, Jumat (20/1/2023). 

Oleh : Fani Vionita G
(Mahasiswa STAIN Majene)

TRIBUN-SULBAR.COM, - Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupimu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Seperti itulah lirik lagu “Kolam Susu” yang dirilis pada tahun 1973. Lagu ciptaan Yok Koeswoyo ini sukses populer di Indonesia lantaran makna yang terkandung dalam lagu ini dinilai sangat menggambarkan keindahan dan kekayaan alam yang ada di Negeri Indonesia tercinta ini. Tak heran, begitu banyak orang asing tertarik untuk megunjungi negara yang dikatakan sebagai surga dunia ini.

Hal ini dibuktikan dengan jumlah kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) yang meningkat setiap tahunnya (lihat data BPS). Mereka datang ke Indonesia tidak lain untuk mengunjungi pariwisata yang ada, mengexplore keindahan dan kekayaan alam Indonesia sampai menjalin kerjasama di berbagai bidang, tak terkecuali di bidang ekonomi.

Sayangnya lirik lagu legendaris band Koes Plus ini mulai tak sesuai dengan kondisi Indonesia hari ini yang sangat memprihatinkan. Banyaknya kerusakan alam yang terjadi membuat negeri tercinta ini makin hari makin berkurang keindahannya, akibat dari kerusakan lingkungan dan bencana alam yang melanda Indonesia.

Hal ini tentu berdampak langsung pada kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membuat rakyat sengsara. Tingginya angka kemiskinan, minimnya kualitas kesehatan, serta angka pengangguran yang semakin meningkat membuat harapan rakyat untuk hidup “Sejahterah” bak panggang jauh dari api.

Ditambah lagi dengan ancaman resesi ekonomi dan krisis langka yang mulai membuat sejumlah pejabat negara ketar-ketir terhadap ancaman ini.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved