Kemenkum Sulbar

Peringatan Hari Pahlawan 2025: Kemenkum Sulbar Teladani Tiga Nilai Perjuangan Pahlawan Bangsa

Kepala Divisi P3H, John Batara Manikallo menjadi inspektur dan membacakan sambutan  tertulis Menteri Sosial.

Editor: Abd Rahman
Istimewa
UPACAR HARI PAHLAWAN- Jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Barat melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025. 

 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU- Jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Barat melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025.

Aula Pengayoman menjadi tempat pelaksanaan upacara tersebut dikarenakan hujan yang mengguyur Mamuju hingga pagi tadi.

Selain jajaran Kanwil Kemenkum Sulbar, turut bergabung dalam pelaksanaan kegiatan itu, Jajaran Kanwil Ditjen Imigrasi dan Kanwil HAM.

Kepala Divisi P3H, John Batara Manikallo menjadi inspektur dan membacakan sambutan  tertulis Menteri Sosial. Ia mengatakan bahwa Para Pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak  jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian,  kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. 

Ada tiga hal yang dapat kita teladani dari para pahlawan bangsa, yang pertama, mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan  di tengah segala keterbatasan

Baca juga: Kronologi Lansia di Polman Tewas Kesetrum Listrik di Kamar Mandi

Baca juga: Negara Rugi Rp1,1 Miliar, Kades Tanambuah dan Tanetepao Mamuju Jadi Tersangka Dugaan Korupsi

"Mereka tetap bersabar meski   menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan" ujar  John Batara yang Juga mewakili Kakanwil Kemenkum Sulbar, Sunu Tedy Maranto 

Kedua, Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan,  tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan penjajah. Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun,  menanam, dan melanjutkan pengabdian.

Di situlah letak kehormatan sejati: bukan pada posisi yang dimiliki,  tetapi pada manfaat yang ditinggalkan. 

" Dan yang ketiga, para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai. Dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata  mereka adalah doa yang tak pernah padam. 

"Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini. Semangat  perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan" sambung Mensos dalam sembutannya yang dibacakan Kadiv P3H.

John Batara melanjutkan, bahwa di masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian. 

Namun semangatnya tetap sama; membela yang lemah,  memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan

Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional,  memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan  berdaya. 

Ia juga mengajak agar bersyukur dan berjanji: bahwa kemerdekaan ini tidak  akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan  dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan  melayani lebih tulus. 

Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk  Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak  pernah padam. Denganbekerja, bergerak dan berdampak.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved