Berita Sulbar

Dinkes Ungkap 7,2 Persen Anak Sulbar Risiko Darah Tinggi Banyak Konsumsi Garam dan Kurang Olahraga

Dari total 6.433 anak yang diperiksa, sebanyak 4,9 Persen berada dalam kategori pre-hipertensi, dan 2,3 Persen sudah terdiagnosis hipertensi. 

Editor: Ilham Mulyawan
HUMAS PEMPROV SULBAR
COVID 19 VARIAN BARU - Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, saat memimpin apel pagi di kantor dinas kesehatan kompleks kantor gubernur, Jl Abd Malik Pattana Endeng, Mamuju, Kamis (31/7/2025). Hingga kini belum ada kasus XFG di Sulbar. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat mengungkapkan hasil analisis terbaru yang menunjukkan sebanyak 7,2 Persen anak di bawah usia 18 tahun di Sulawesi Barat mengalami risiko hipertensi. 

Data tersebut dihimpun dari aplikasi ASIK PTM (Aplikasi Satu Sehat Indonesia Kemenkes) per 22 Oktober 2025.

Dari total 6.433 anak yang diperiksa, sebanyak 4,9 Persen berada dalam kategori pre-hipertensi, dan 2,3 Persen sudah terdiagnosis hipertensi. 

Meski sebagian besar anak (92,8 Persen) masih memiliki tekanan darah normal, temuan ini menjadi sinyal penting bahwa gangguan tekanan darah kini juga mengancam usia muda.

Baca juga: Kasus Keracunan Makanan di Mts Kalukku Mamuju Dinkes Beri Peringatan Dapur MBG

Baca juga: Polisi Tangkap Pencuri Sepeda Motor di Polman, Videonya Sempat Viral

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa hipertensi bukan lagi penyakit orang dewasa.

“Data ini menunjukkan bahwa gaya hidup anak-anak kita perlu mendapat perhatian serius. Pola makan tinggi garam, rendah buah dan sayur, serta kurang aktivitas fisik menjadi penyebab utama. Kita harus mulai intervensi sejak dini agar generasi kita tumbuh sehat dan produktif,” ujarnya.

Hasil analisis menunjukkan beberapa faktor risiko gaya hidup yang dominan, di antaranya 69,1 Persen anak kurang konsumsi buah dan sayur, 21,5 Persen kurang aktivitas fisik, dan 6,8 Persen mengonsumsi garam berlebihan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah terus mengintegrasikan pemeriksaan tekanan darah anak sebagai upaya deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). 

Langkah ini memungkinkan penanganan lebih cepat dan efektif terhadap anak yang berisiko.

“Melalui edukasi dan kolaborasi lintas sektor, kita ingin memastikan anak-anak Sulawesi Barat terbiasa hidup sehat sejak dini. Inilah langkah nyata mewujudkan visi Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera yang digagas oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, dengan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter,” tambah dr. Nursyamsi. 

Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan merekomendasikan tiga strategi utama:

1. Kampanye gizi seimbang dan peningkatan konsumsi buah serta sayur bagi anak-anak dan keluarga.

2. Edukasi pengurangan garam berlebih pada makanan yang dikonsumsi di rumah dan kantin sekolah.

3. Promosi aktivitas fisik dan olahraga di sekolah serta komunitas, guna menekan gaya hidup pasif yang kini meningkat. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved