TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Harga beras di Sulawesi Barat kian melonjak.
Di ibukota provinsi, Kabupaten Mamuju misalnya beras 5 kilogram dijual seharga Rp 80 ribu, sementara jenis premium dijual Rp 85 ribu.
Untuk kemasan 10 kilogram, harga beras medium dibanderol Rp 165 ribu dan premium Rp 170 ribu.
Sementara beras 25 kilogram kini dijual dengan harga Rp 385 ribu untuk jenis medium dan Rp 405 ribu untuk premium.
Rahmat Sidiq, pedagang Pasar Baru Mamuju, Jalan Abdul Syakur, Kelurahan Karema, Kabupaten Mamuju, mengatakan Harga terus merangkak naik dalam dua bulan terakhir.
Baca juga: Baru Buka 2,5 Jam Pedagang Peralatan Rumah Tangga di Topoyo Mateng Raup Cuan Rp4 Juta
Baca juga: Keutamaan Doa Asyura 10 Muharram Doa Penuh Rahmat, Pengampunan dan Keselamatan
Kondisi ini membuat pedagang dan pembeli sama-sama resah menghadapi lonjakan harga yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
"Iya, sudah dua bulan naik terus. Naiknya bertahap, rata-rata naik lima ribu rupiah," ujar Rahmat saat ditemui di lapaknya, Minggu (6/7/2025).
Rahmat menyebut, salah satu penyebab utama lonjakan harga ini adalah belum disalurkannya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog.
Ia menuding Bulog hanya menumpuk stok beras dan tidak segera mendistribusikannya ke pasar.
"Apalagi Bulog tumpuk saja berasnya. Mereka juga yang ambil beras dari petani. Akhirnya masyarakat yang menjerit," ungkapnya.
Menurutnya, jika situasi ini terus berlanjut tanpa ada intervensi dari pemerintah, maka harga beras bisa melonjak lebih tinggi lagi.
Ia bahkan memprediksi harga beras ukuran 25 kilogram bisa menyentuh angka Rp500 ribu.
"Kalau begini terus, harga beras yang 25 kg bisa tembus Rp 500 ribu," ujarnya menambahkan.
Saat diwawancarai awal Juni lalu, Kepala Bulog Kantor Cabang (KC) Mamuju, Muhammad Wahyuddin Wahyuddin mengaku stok beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Gudang Bulog Mamuju mencapai 4.000 ton.
Namun ia mengakui memang bahwa Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Mamuju belum mendistribusikannya ke pasar.