RSUD Sulbar Tolak Pasien

SOSOK Direktur RSUD Sulbar Dikabarkan Akan Dicopot SDK Setelah Tewasnya Korban Lakalantas di Mamuju

Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TERANCAM DICOPOT - Direktur RSUD Reginal Sulbar, dr. Marintani Erna Dochri saat dijumpai awak media, Senin (8/7/2024). MarintanI erna Dochri terancam dicopot oleh Gubernur Sulbar Suhardi Duka pasca viralnya kasus korban lakalantas di Mamuju yang ditoleh nakes RSUD Sulbar pada Senin (21/4/2025) lalu.

Dua tahun sebelum dilantik sebagai direktur RSUD Sulbar atau tepatnya pada 2021 lalu, Marintani adalah Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Sulbar.

Mohon Maaf

Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat, dr. Hj. Marintani Erna Dochri menyampaikan permohonan maaf atas kejadian meninggalnya pasien kecelakaan, yang sebelumnya diberitakan ditolak oleh pihak Rumah Sakit.

"Kami tidak pernah menolak pasien, tapi menyarankan ke rumah sakit terdekat, karena kondisi IGD yang tidak memungkinkan karena bed penuh dan bahkan sebagian pasien ada yang di kursi. Sesuai SOP, sebenarnya tidak boleh ada pasien di kursi tapi kami berpikir kemanusiaan sehingga ditangani dulu. 

"Namun saat korban datang sudah sangat tidak memungkinkan untuk ditangani di IGD, apalagi kondisi pasien butuh penanganan serius dengan posisi berbaring sehingga membutuhkan bed (tempat tidur), dan saat itu tidak ada pasien lain yang memungkinkan untuk kami dipindahkan ketempat lain,” kata dr. Marintani Erna dalam keterangan rilis yang diterima pada Selasa (22/4/2025).

Marintani Erna Dochri berjanji menjadikan ini sebagai bahan evaluasi untuk memberikan pelayan yang lebih baik, imbuhnya. 

Sementara itu, Dokter IGD RSUD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dr Riyana membantah penolakan pasien yang ingin mendapatkan tindakan medis. 

Ia mengaku cuma menyarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit terdekat lainnya, sebab kondisi IGD tidak memungkinkan untuk segera memberikan tindakan medis sebab pasien IGD saat itu sedang full dan para perawat juga sedang menangani pasien lainnya.

Dokter Riyana, penanggung jawab jaga waktu pasien datang menjelaskan, saat pasien datang ke IGD RSUD Regional Sulbar menggunakan mobil open cap masih dalam keadaan sadar. 

Namun ruangan IGD sementara full dan tidak ada bed (tempat tidur), bahkan beberapa pasien harus di kursi ditangani.

Sehingga, Ia pun sempat meminta maaf dan menyarankan kepada pengantar korban agar membawanya ke rumah sakit terdekat lainnya yakni RS Bhayangkara.

"Saya sendiri yang langsung melayani pasien saat datang dan saat itu pasien masih dalam keadaan sadar. Namun karena full IGD dan ada beberapa pasien juga berada di lorong IGD hingga sebagian di kursi sehingga ia memintanya untuk dibawa ke RSUD terdekat," kata Dokter Yana, Selasa 22 April 2025.

"Makanya saat itu kami meminta maaf, dan menyarankan ke rumah sakit terdekat. Tak lama berselang, pasien bersama keluarganya pulang dan membawanya ke RS Bhayangkara," tambahnya.

Dengan kondisi bed yang tidak bisa dipaksakan digunakan karena digunakan pasien lainnya. Sehingga diminta untuk ke rumah sakit terdekat.

"Jadi bukan menolak pasien, tapi memintanya ke RS terdekat. Karena kami melihat pasien harus segera mendapatkan tindakan serius dan saya  sendiri yang melayani dan pasien dalam keadaan sadar," ungkapnya.

Pasien Ditolak RSUD Sulbar - Korban kecelakan Hendra saat tiba di RS Bhayangkara Mamuju, Senin (21/4/2025). Hendra dilarikan ke RSUD Sulawesi Barat dalam kondisi kritis menggunakan mobil pickup sekitar pukul 17.21 WITA. (Aco)
Halaman
123