Kata Risaldi, profesi yang telah dilakoninya sejak 10 tahun terakhir ini berawal dari ajakan pamannya.
Lebih lanjut ia mengatakan rela bekerja apapun asalkan itu halal.
"Pekerjaan itu banyak, terserah kita mau bekerja atau tidak," kata Risaldi.
Awalnya, ia tak tertarik karena malu, namuan setelah berfikir untuk belajar mandiri, iapun memilih untuk berusaha sedikit demi sedikit meringankan beban orangtuanya dengan mencari pekerjaan ringan dan tetap bersekolah.
Terbukti mulai dari bangku SD, SMP, hingga SMK, ia tidak pernah meminta uang jajan kepada orangtuanya.
Uang hasil kerjanya di siang hari digunakan untuk kebutuhannya di sekolah.
Menurutnya, setiap pekerjaan punya tantangan tersendiri, seperti yang terjadi kepada Risaldi.
Dia mengatakan kadang ada orang melakukan perlakuan tidak enak takkala menjadi juru parkir.
Bahkan kadang membuatnya seakan ingin menyerah bekerja.
Tak terbiasa mendapat perlakuan seperti itu terkadang membuatnya jenuh.
Karena mengingat motivasi terbesarnya untuk meringankan beban orangtuanya, maka kejenuhan tersebut dilawan Risaldi.
Risal memiliki dua aktivitas sehari-hari, pertama, yakni sebagai pelajar dan kedua, bekerja sebagai juru parkir.
Risal menghabiskan waktunya untuk bersekolah pada pagi hingga siang, dan ia bekerja jadi juru parkir pada siang hari, mulai pukul 13.00 WITA.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab