Berita Majene

Kisah Nur Risaldi, Pelajar di Majene Sudah 10 Tahun Jadi Juru Parkir Tiap Pulang Sekolah

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nur Risaldi sedang menutupi kendaraan motor pembeli di pasar dengan selembar karton di Pasar Sentral Majene, di Jl lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, (Sulbar) Rabu (22/5/2024).

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Kisah Nur Risaldi remaja di Majene rela jadi juru parkir selama 10 tahun untuk membantu biaya sekolah dan perekonomian orangtuanya.

Risaldi atau kerap disapa Risal rela bergelut dengan teriknya matahari meski usaianya masih sangat muda.

Di usianya yang baru menginjak 8 tahun, ia harus menjadi tukang parkir demi meringankan beban kedua orangtuanya.

Baca juga: Warga Majene Resah Sampah 7 Hari Tidak Dibersihkan Busuk dan Berserakan

Baca juga: Kisah Hasria Milenial Asal Majene Terima Penghargaan Bidang Lingkungan Hidup 2024 di Solo

Remaja yang kini berusia 18 tahun tersebut harus rela sebagian waktu di luar sekolahnya tersita, dengan menjadi juru parkir di Pasar Sentral Majene, Jl lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.

Pekerjaan yang telah ditekuninya sejak kelas 2 SD tersebut, sedikit demi sedikit telah membantu meringankan beban orangtuanya.

Risaldi empat bersaudara dan dia adalah anak terakhir, ia mengaku sejak kelas 2 SD sudah bekerja sebagai juru parkir.

"Saya sejak SD kelas 2 sudah ke pasar jalan kaki untuk bekerja"kata Risal saat ditemui di Pasar Sentral Majene.

Ia juga menambahkan pekerjaan yang ia lakukan merupakan hal disukai.

Ia tak ragu jadi juru parkir di sela waktu senggangnya.

Bahkan, uang yang dihasilkan juga disisihkan 50 persen untuk orangtua, dan sebagian untuk biayanya sehari-hari.

Terkadang hasil yang diperolehnya kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya seperti membeli buku, ataupun ditabung.

Adapun penghasilan Risal pada saat bekerja di bangku SD hanya Rp 20 Ribu per hari.

Namun kini ia terkadang mendapatkan upah Rp 80 ribu dalam sehari.

Pekerjaan yang dilakoninya tersebut, tidak mempengaruhi mentalnya untuk terlihat malu.

Di tengah trandnya game online di remaja seusianya, Risaldi justru, memilih bekerja untuk membantu orangtuanya.

Halaman
12